Bakal Sulit Gaji ASN, 18 Gubernur Protes Menkeu, Minta TKD Tak Dipangkas atau Gaji PPPK Dibayar Pusat
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Protes terang-terangan dari pemerintah daerah (pemda) terhadap kebijakan pusat mulai terjadi. Sebanyak 18 gubernur menyambangi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Mereka mewakili anggota Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) menyuarakan aspirasi terkait rencana pemotongan transfer ke daerah (TKD) tahun anggaran 2026.
Meski tak terbang ke Jakarta untuk protes, tapi kabupaten/kota juga gamang dengan kebijakan pemangkapan TKD 2026 ini. Pemkot Palembang bakal alami pemotongan dana TKD Rp480 miliar jika rencana itu jadi diterapkan.
Tahun ini (2025), dana transfer pusat yang diterima Pemkot Palembang sebesar Rp2,4 triliun. Sedangkan tahun ini hanya Rp1,998 triliun. "Kita akan memprioritaskan pada belanja wajib seperti penyelenggaraan program berobat gratis, program UHC, dan belanja pelayanan dasar infrastruktur," ungkap Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Palembang, Ahmad Nashir, kemarin (8/10).
BACA JUGA:BJB Kredit Guna Bhakti 2025, Solusi Cerdas Pinjaman Rp50 Juta untuk Guru ASN dan PPPK
BACA JUGA:Dorong ASN Jadi Agen Perdamaian, Pemkot Prabumulih Gelar Peacemaker Training
Ada pun APBD Palembang 2025 sekitar Rp5,2 triliun. Dari jumlah itu, ada kontribusi pendanaan dari pendapatan asli daerah (PAD) diangka Rp2,2 triliun. PAD itu dari sektor perpajakan,. Mulai pajak perhotelan, restoran, hiburan, reklame, PBB dan BPHTB.
“Tahun ini kita juga dapat objek pajak baru yakni opsen PKB dan BPHTB," jelas dia. Dengan terjadinya penurunan dan transfer pusat ini dipastikan akan adanya penyesuaian pada RAPBD Kota Palembang 2026.
Wali Kota Palembang Drs H Ratu Dewa menegaskan jika hal ini dialami oleh seluruh daerah di Indonesia. Untuk itu kepada seluruh OPD dirinya mendorong dalam pengelolaan anggaran untuk dapat lebih kreatif agar supaya pembangunan bisa dapat terus berjalan.
Rencana pemangkasan yang lebih besar bakal dialami Kabupaten Muara Enim. Jika tidak salah hitung, maka TKD Muara Enim akan dipotong Rp1,4 triliun untuk tahun depan. Tahun ini, TKD Muara Enim Rp3,0 triliun lebih. Sedangkan untuk 2026 turun menjadi Rp1,6 triliunan.
Menyikapi kebijakan tersebut, Bupati mengharapkan sisa kurang bayar DBH 2023 dan 2024 senilai Rp1,5 trilun segera dibayarkan oleh pemerintah pusat. Hal ini penting guna memastikan keberlangsungan jalannya program pembangunan di Bumi Serasan Sekundang.
BACA JUGA:ASN Jadi Agen Perdamaian Lewat Peacemaker Training
BACA JUGA:Hanya Rp25 Ribu Anak Bisa Main Sepuasnya di Nana Playground Kayuagung, OKI
Kurang bayar Rp1,5 triliun itu terdiri dari sisa kurang bayar DBH sampai tahun 2023 sebesar Rp362 miliar dan kurang bayar DBH SDA Royalti Minerba tahun 2024 sebesar Rp1,2 triliun. Edison telah menemui Direktur Dana Transfer Umum Kemenkeu RI, Sandy Firdaus.
