Penting Gak Penting, Evaluasi Keberadaan ATM, Ini Program Kerja Kepala Perwakilan BI Sumsel Bambang Pramono
BI SUMSEL: Gubernur Sumsel H Herman Deru mengucapkan selamat kepada Bambang Pramono yang resmi dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan BI Sumsel, oleh Deputi Gubernur BI Juda Agung di Griya Agung Palembang, Rabu (6/8). -FOTO: KRIS SAMIAJI/SUMEKS-
Semua langkah ini dikuatkan lewat rapat koordinasi dan publikasi informasi kepada masyarakat. “Ke depan, kami terus perkuat kolaborasi lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan dan GSMP, agar inflasi tetap stabil dan ekonomi Sumsel tumbuh berkelanjutan,” pungkas Bambang.
Berdasarkan data dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Provinsi Sumsel di Triwulan Dua 2025 mampu tumbuh positif di level 5,42 Persen secara year on year (yoy). Secara quartal to quartal (qtq) ekonomi tumbuh di 4,65 persen, dan ctc di level 5, 32 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Sumsel berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Rp180,45 Triliun, dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Rp100,22 Triliun.
Kepala BPS Sumsel, Moh. Wahyu Yulianto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sumsel dari beberapa catatan dari sisi lapangan usaha ada 15 lapangan usaha yang tumbuh positif dan hanya 2 yang mengalami kontraksi, yaitu administrasi pemerintahan dan pendidikan.
"3 yang paling tinggi share nya dari sisi lapangan usaha ini kontribusi nya dari Pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan yang ketiganya saja berkontribusi 57 persen," sampainya, Selasa lalu (5/8).
Sedangkan dari sisi konsumsi dorongan cukup kuat berasal dari konsumsi rumah tangga karena aktivitas di TW 2 ada libur panjang sekolah, libur hari keagamaan, dan lain-lain. "Kemudian dari belanja pemerintah ada gaji ke 13 dan 14 yang juga ikut mendorong tingkat konsumsi rumah tangga tumbuh," ujarnya.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi Sumsel di 5,42 persen ini tumbuh cukup impresif dan ini tertinggi kedua di pulau Sumatera setelah kepulauan Riau yang tumbuh 7,14 persen.
"Penopang pertumbuhan ekonomi kita Sumsel Pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, kontruksi dan pertanian. Jika 5 ini mampu tumbuh maka dorongan umum secara kumulatif akan tumbuh," jelasnya.
Dikatakannya memang secara tren, pertumbuhan ekonomi di TW 2 akan lebih tinggi dibandingkan TW 1, karena di pengaruhi beberapa faktor.
"Kita lihat kalau di TW 1 dari sisi pemerintah untuk belanja modal nya masih belum dikeluarkan, sedangkan pada TW 2 biasanya didukung regulasi yang sudah ada maka akan relatif lebih tinggi," paparnya.
Terkait dengan sejumlah regulasi pemerintah yang membuat sektor usaha melambat, ia menilai ini hanya terjadi di beberapa sektor saja, seperti pariwisata seperti untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel.
"Mungkin dari sisi amanatan seperti itu, tapi sisi yang lainnya tetap tumbuh. Artinya ada balancing nya. Contoh dengan adanya program/regulasi dari pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mempengaruhi sektor lainnya seperti terlihat peningkatan produksi daging dan telur ayam ras," katanya.
