SUMATERAEKSPRES.ID – Di tengah geliat ekonomi rakyat, pemerintah terus menyalakan semangat pemberdayaan dengan menghadirkan berbagai program yang berpihak pada pelaku usaha kecil dan mikro.
Langkah ini bukan sekadar janji politik, tetapi bukti nyata bahwa negara hadir untuk menguatkan fondasi ekonomi rakyat dari bawah.
Di banyak daerah, termasuk Sumatera Selatan, berbagai kebijakan yang dijalankan pemerintah terbukti mampu mendorong pelaku usaha kecil agar naik kelas.
Tidak hanya lewat bantuan modal, tapi juga pelatihan, digitalisasi, serta perluasan akses pasar.
Tujuannya sederhana namun berdampak besar — agar pelaku usaha kecil menjadi bagian dari roda ekonomi nasional yang produktif, mandiri, dan berkelanjutan.
BACA JUGA:GoPayLater 2025 Hadirkan Cicilan Tanpa Bunga dan Cashback Belanja: Lebih Fleksibel, Lebih Hemat!
BACA JUGA:Festival Handai Indonesia 2025: Bahasa Indonesia Jadi Jembatan Persahabatan Dunia
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR): Nafas Baru bagi Usaha Mikro
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah menjadi penopang utama ribuan pelaku UMKM di Indonesia.
Dengan bunga ringan — bahkan hanya 3% per tahun di beberapa skema — KUR memberi ruang bagi pengusaha kecil untuk berkembang tanpa terbebani cicilan berat.
Bagi banyak pengusaha mikro, KUR bukan sekadar pinjaman, melainkan “titik awal perubahan.” Mereka yang sebelumnya terjebak dalam keterbatasan modal kini mampu memperluas usaha, menambah tenaga kerja, hingga memperbaiki sistem produksi.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Motor Yamaha dan Mobil Kijang, DP 10% Bisa Dapat Angsuran Ringan
BACA JUGA:Investasi Aman dan Legal Lewat Aplikasi DANA, Bukan Janji Ganda Saldo Instan
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, hingga pertengahan 2025, penyaluran KUR secara nasional telah menembus Rp200 triliun lebih, dengan lebih dari 30 juta pelaku usaha kecil menjadi penerima manfaatnya.
Lebih dari sekadar modal, program ini juga membuka jalan bagi masyarakat kecil untuk mengenal sistem keuangan formal. Banyak penerima KUR kini memiliki rekening bank, mampu mencatat transaksi dengan rapi, dan mulai membangun jejak keuangan yang kredibel — hal yang sebelumnya dianggap sulit dijangkau.
2. Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI): Cinta Produk Lokal, Cinta Negeri Sendiri
Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) menjadi bukti bahwa membeli produk lokal bisa menjadi gerakan kebangsaan. Melalui kampanye ini, pemerintah mengajak masyarakat untuk mengapresiasi karya anak bangsa dengan membeli produk UMKM.
Tak berhenti di slogan, BBI menggandeng berbagai marketplace, BUMN, dan kementerian untuk membantu pelaku UMKM menembus pasar digital. Pameran, bazar tematik, hingga kolaborasi lintas sektor membuat produk lokal semakin dikenal dan dipercaya konsumen.
Bagi pelaku UMKM di Sumatera Selatan, manfaatnya terasa nyata. Banyak di antara mereka yang mengalami lonjakan omzet hingga 200 persen, terutama bagi pelaku usaha di sektor kuliner, fesyen, dan kerajinan tradisional.
Melalui BBI, produk seperti songket Palembang, pempek, hingga kerajinan bambu dari Lahat kini tak lagi hanya dikenal di tingkat lokal, tapi sudah menembus pasar nasional bahkan internasional.
3. Digitalisasi UMKM: Menembus Batas, Meraih Dunia
Era digital membuka peluang baru bagi siapa pun yang berani beradaptasi. Melalui Program Digitalisasi UMKM, pemerintah membantu pelaku usaha kecil agar tidak tertinggal di tengah perubahan zaman.
Kementerian Kominfo bersama Kemenkop UKM rutin mengadakan pelatihan digital — mulai dari cara membuat toko online, strategi promosi di media sosial, hingga fotografi produk. Tujuannya satu: agar UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas tanpa batas geografis.
Hasilnya nyata. Di Palembang, misalnya, pelaku usaha kuliner kini memanfaatkan platform digital untuk menjual produk seperti pempek dan sambal khas Sumsel ke berbagai kota, bahkan hingga luar negeri. Banyak di antara mereka yang mencatat peningkatan omzet dua hingga tiga kali lipat dalam satu tahun terakhir.
Kolaborasi pemerintah dengan raksasa digital seperti Google, Tokopedia, dan Shopee memperkuat program ini. Mereka bukan hanya menyediakan pelatihan, tetapi juga membuka akses promosi, sistem pembayaran digital, dan dukungan logistik yang efisien.
Dampak Nyata di Lapangan
Cerita sukses datang dari berbagai penjuru. Salah satunya Rini (35), pelaku UMKM asal Palembang yang memproduksi kain jumputan. Ia mengaku, setelah mendapatkan pelatihan digital dan bantuan KUR, usahanya berkembang pesat.
“Awalnya saya cuma jual ke teman-teman sekitar. Sekarang saya punya toko online dan pelanggan dari luar kota,” ujar Rini dengan senyum bangga.
Cerita seperti Rini bukan satu atau dua. Ribuan kisah serupa muncul di berbagai daerah, menunjukkan bahwa ketika pelaku usaha diberi kepercayaan, bimbingan, dan akses modal, mereka mampu berdiri kokoh menghadapi tantangan zaman.
Sinergi Pusat dan Daerah
Selain program nasional, pemerintah daerah juga ikut mendorong lahirnya wirausaha tangguh. Di Sumatera Selatan, beberapa kabupaten dan kota telah mengembangkan program inkubasi bisnis, bantuan sertifikasi halal, hingga fasilitasi ekspor.
BACA JUGA:Huawei MatePad Pro 12.2 Edisi 2025, Tablet 3-in-1 Premium dengan Harga Lebih Terjangkau
BACA JUGA:Suku Bunga Naik, Pinjaman Turun? Ini Strategi Bank Hadapi Gempuran Fintech di 2025
Langkah ini memperkuat ekosistem UMKM agar tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan. Dengan dukungan yang terarah, usaha kecil kini menjadi motor penggerak ekonomi rakyat.
Arah Baru Ekonomi Rakyat
Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan, keberhasilan UMKM adalah indikator vital kekuatan ekonomi nasional. Karena itu, pemerintah terus memperluas jangkauan program, memperbaiki sistem pendampingan, dan memastikan setiap pelaku usaha kecil mendapat kesempatan yang sama untuk tumbuh.
Dengan kombinasi modal, inovasi, dan semangat, pelaku usaha kecil kini bukan sekadar bertahan — mereka bangkit dan menembus batas. Inilah wajah baru ekonomi rakyat: kuat, mandiri, dan berdaya saing di era global.