Saat ribuan teman sejawatnya turun ke jalan dalam aksi damai menuntut pembebasan Sularno, Yuharto MPd dalam perjalanan menuju sekolahnya. Nahas, arah tujuannya itu membawa dia menuju maut. Sepeda motor yang dikendarainya tertabrak mobil depan SPBU Pedang.
Kecelakaan maut itu terjadi Selasa (2 Mei) pukul 07.33 WIB. Tepat di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tapi Yuharto justru kehilangan nyawa dalam insiden depan SPBU Pedang, Desa Pedang, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas. Yuharto merupakan Kepala SD Negeri (SDN) Pal 7 (Km 7) Desa Lubuk Besar, Kecamaan Tiang Pumpung Kepungut (TPK), Kabupaten Musi Rawas. Pagi itu, bukannya dia tidak mau ikut aksi damai ke PN Lubuklinggau.Tapi karena rekan-rekan guru lain ikut aksi, dia harus “jaga kandang”. Supaya proses belajar mengajar hari pertama pada sekolah yang ia pimpin tetap berjalan normal. Siapa menduka, naas datang. Motor Beat silver BG 6092 HAC yang ia kendarai tertabrak Agya putih B 2717 FFT. Informasinya, pengemudi mobil seorang oknum polisi yang tugas di Polres Musi Rawas.Kapolres Musi Rawas, AKBP Danu Agus Purnomo SIK MH membenarkan kalau kecelaan depan SPBU itu melibatkan seorang anggotanya, “Betul (anggota Polres Musi Rawas),” kata dia, kemarin sore. Selasa siang, usai kejadian, Kapolres didampingi para Kasat mendatangi almarhum Yuharto di Perumahan Pesona, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.
“Innalillahi wainna ilaihi roji’un. Kami dari Polres Musi Rawas menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya Pak Yuharto, yang terlibat kecelakaan,” ujarnya. Kapolres berjanji peristiwa tersebut akan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. “Kami tidak pandang bulu, siapa pun itu. Kami sudah mengamankan pihak lain yang terlibat kecelakaan maut ini,” tegasnya.Kata AKBP Agus, tabrakan melibatkan mobil dan motor dua. Dalam prosesnya, jajaran Satlantas akan berdasarkan fakta dan hasil penyelidikan di lapangan, olah TKP maupun pemeriksaan para saksi,” beber dia. Kronologis pasti tabrakan itu dalam penyelidikan Unit Laka Lantas Satlantas Polres Musi Rawas. Namun dari video CCTV yang didapat koran ini, tampak saat itu almarhum Yuharto memacu mobilnya keluar dari area SPBU Pedang. Usai isi BBM. Dia hendak menyeberang jalan. Arah motornya menuju Muara Beliti.
Korban terlihat berhenti sejenak di pinggir jalan. Kemudian sepeda motornya dipacu menyeberangi jalan yang ramai lalu lalang kendaraan itu. Tiba-tiba, dari arah Muara Beliti, datang mobil Agya putih dengan kecepatan tinggi. Seketika, motor Yuharto tertabrak. Tubuhnya terpental beberapa meter. Ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dari Muara Beliti hingga Desa Pedang perbatasan Lubuklinggau ini memang termasuk yang rawan kecelakaan lalu lintas. Padahal untuk mencegah, sudah dipasang banyak spanduk peringatan agar para pengendara berhati-hati.“Ke depan kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Pemda untuk mengoptimalkan rambu-rabu dan marka jalan,” imbuhnya. Termasuk penerangan jalan. Kasat Lantas AKP Fitri Dewi Utami mengungkap kronologis kecelakaan. Sekitar pukul 07.30 WIB, sepeda motor Honda Beat yang dikendarai korban Yuharto keluar dari SPBU dan hendak menyeberang jalan. “Korban hendak menyeberang dari SPBU Desa Pedang yang berada di kanan jalan arah Lubuklinggau menuju Muara Beliti,” katanya. Di tengah jalan, motor tabrakan dengan mobil Agya B 2717 FFT yang dikemudikan Ag. Mobil itu arahnya dari Muara Beliti menuju Lubuklinggau.
“Korban Yuharto mengalami luka robek di bagian pangkal paha sebelah kanan. Kemudian dibawa ke RS Siti Aisyah Lubuklinggau. Namun meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan,” jelasnya. Gustian, paman almarhum Yuharto mengatakan, keponakannya berangkat pagi itu tujuan ke sekolah. “Dia tidak ikut aksi. Karena hari pertama masuk setelah libur, jadi harus memastikan semuanya di sekolah,” kata dia. Apalagi, beberapa guru lain dari sekolahnya ikut demo ke PN Lubuklinggau. Gustian mendapat kabar keponakannya kecelakaan sebelum jam delapan pagi. Almarhum Yuharto berstatus PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas. Usianya baru 35 tahun.Kepergiannya meninggalkan seorang istri dan dua anak kecil. Usia 3 tahun dan 1 tahun. “Dia diangkat menjadi PNS 2014 lalu. Langsung tugas mengajar di SD Pal 7 itu,” bebernya. Dua tahun lalu, tepatnya 2021, almarhum Yuharto mendapat amanah menjadi Kepala SDN Pal 7 Desa Lubuk Besar tersebut.
Kabar meninggalnya Yuharto segera tersebar. Rekan-rekannya yang sedang menggelar aksi damai pun turut berduka. Jenazah almarhum dimakamkan di kampung halamannya. TPU Desa Prabumulih II, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas. Pelepazan jenazah Yuharto langsung oleh Bupati Musi Rawas, Hj Ratna Machmud, pukul 12.00 WIB. “Meninggalnya salah seorang pegawai terbaik Musi Rawas ini mengejutkan kita semua. Namun inilah kehendak Tuhan. Maka sudah sepantasnya kita ikhlas menerima musibah ini. Karena kita semua akan kembali ke Pencipta,” kata Bupati.Hj Ratna menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum. Baik atas nama pemerintah maupun pribadi. “Kita semua merasa kehilangan. Almarhum telah memberikan dedikasi terbaiknya untuk bangsa dan negara, sebagai guru, sebagai pendidik anak bangsa di Kabupaten Musi Rawas,” tandasnya. (*/iol)
Kategori :