Revolusi Kesehatan: Indonesia Uji Coba Robot Dokter Berbasis AI

Minggu 24 Aug 2025 - 04:00 WIB
Reporter : dian
Editor : Rian Sumeks

RSUP Persahabatan Jakarta

Robot ditempatkan di unit gawat darurat (IGD) dan rawat jalan. Tugas utamanya adalah menyaring pasien, memberikan rekomendasi awal, lalu mengarahkan pasien sesuai kebutuhan medis.

Manfaat yang Ditawarkan

Kehadiran robot dokter berbasis AI diharapkan dapat memberikan berbagai keuntungan, di antaranya:

  • Pemerataan layanan medis di daerah dengan keterbatasan tenaga dokter.

  • Diagnosis cepat dan akurat untuk penyakit umum seperti ISPA, demam berdarah, hingga diabetes.

  • Layanan telekonsultasi berbasis AI yang memungkinkan pasien berkonsultasi jarak jauh.

  • Pemantauan pasien secara real-time, terutama bagi lansia dan penderita penyakit kronis.

Tantangan Etika dan Regulasi

Meski membawa harapan besar, penggunaan AI di dunia medis menimbulkan tantangan tersendiri. Isu utama mencakup perlindungan data pribadi pasien serta keamanan sistem informasi rumah sakit.

BACA JUGA:Donor Darah Pecahkan Rekor Muri, Sambut HUT ke-60 IKPI, Kerja Sama PMI dan Dinkes Palembang

BACA JUGA:Hari Ini, Gubernur Herman Deru Buka Lomba Panjat Pinang 80 Pohon Sumatera Ekspres di JSC Palembang

Selain itu, muncul pula kekhawatiran dari sebagian tenaga medis terkait kemungkinan berkurangnya peran manusia.

Namun, para pengembang menegaskan bahwa robot tidak dirancang untuk menggantikan dokter, melainkan menjadi alat bantu yang memperkuat kinerja tenaga kesehatan.

Kementerian Kesehatan telah membentuk komite khusus untuk memastikan aspek etika, regulasi, serta penerapan teknologi medis berbasis AI berjalan sesuai standar.

Langkah ke Depan

Apabila uji coba berjalan sukses, pemerintah berencana memperluas penggunaan robot dokter ini pada tahun 2026, terutama di rumah sakit tipe B serta Puskesmas digital di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Dengan terobosan ini, Indonesia resmi bergabung dalam peta global pemanfaatan AI di bidang kesehatan, mengikuti jejak negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Transformasi ini menegaskan bahwa kecerdasan buatan kini tak hanya hadir di industri dan manufaktur, tetapi juga menyentuh sektor paling penting bagi manusia: kesehatan.

Kategori :