3. Antropologi dan Sosiologi
Kedua jurusan ini menawarkan analisis mendalam tentang struktur sosial dan budaya manusia. Sayangnya, keahlian ini bersifat konseptual dan sulit diterjemahkan secara langsung ke dalam kebutuhan praktis dunia bisnis.
Banyak lulusannya terpaksa beralih profesi ke bidang yang sama sekali tidak linier dengan pendidikannya, seperti administrasi atau pemasaran umum.
4. Ilmu Filsafat
Kemampuan berpikir kritis dan argumentasi logis adalah hasil tempaan utama dari studi filsafat. Namun, industri modern lebih memprioritaskan keterampilan teknis (hard skills).
Lulusan filsafat sering dianggap tidak memiliki kualifikasi praktis yang dibutuhkan perusahaan, sehingga menghambat langkah mereka di pasar kerja.
5. Pendidikan Seni dan Teater
Industri kreatif seperti seni pertunjukan dan teater memang digerakkan oleh gairah, tetapi sangat bergantung pada jaringan (koneksi) dan peluang proyek yang fluktuatif.
Stabilitas finansial menjadi tantangan terbesar, di mana pendapatan seringkali tidak menentu dan persaingan untuk mendapatkan peran atau proyek sangatlah tinggi.
BACA JUGA:AI Semakin Canggih, Tapi 12 Jurusan Ini Tetap Tangguh di Masa Depan dan Takkan Tergantikan Teknologi
6. Ilmu Politik
Gelar sarjana ilmu politik tidak secara otomatis menjadi jaminan untuk berkarier di lembaga pemerintahan, diplomasi, atau organisasi internasional. Jalur karier yang sering dibayangkan ternyata sangat kompetitif dan tidak pasti. Akibatnya, tidak sedikit lulusan yang berakhir di sektor perbankan, penjualan, atau layanan pelanggan.
7. Desain Interior
Meskipun popularitasnya meningkat seiring tren gaya hidup, jumlah lulusan desain interior tidak sebanding dengan volume proyek yang tersedia, terutama bagi para pemula.
Ketergantungan pada proyek skala besar dan persaingan ketat dengan desainer senior membuat karier di bidang ini penuh tantangan di tahun-tahun awal.