*Tebus Perhiasaan Karena Dipakai Berlebaran PALEMBANG – Iin Delima (35) mengenakan kalung sesuku dan cincin kawinnya saat sanjo-sanjo Lebaran, kemarin (23/4). Perhiasan itu, kata dia, sempat ia gadaikan ke Pegadaian untuk modal usahanya menjual daging ayam di pasar tradisional. “Saya gadaikan 2 bulan sebelum Lebaran, lumayan untuk menambah modal stok daging ayam menjelang momen Idulfitri, kemarin lantaran tingginya permintaan,” cerita Iin kepada Sumatera Ekspres.
Tapi memang meminjam uang di Pegadaian tidak pernah lama. “Paling satu atau dua bulan saya tebus kembali,” terangnya. Apalagi kemarin jelang hari raya, langsung ia lunasi sewa modal dan pinjaman pokok untuk mengambil perhiasannya karena mau ia pakai saat Lebaran. “Sudah dapat untung dari jualan, saya tebus lagi emas saya,” lanjutnya.Pasca Lebaran, kata Iin, jika memang butuh modal lagi akan ia gadaikan kembali. “Kalau jual ke toko emas kan sayang cincin kawin,” tuturnya. Belakangan memang sudah jadi trennya, orang ramai-ramai membeli perhiasan di toko emas atau menebus perhiasannya yang digadaikan jelang Lebaran. Lalu setelah Lebaran, perhiasan itu kembali dijual atau digadaikan untuk modal usaha. “Kemarin pas dapat THR langsung beli gelang setengah suku sekitar Rp3,3 jutaan. Selain saya pakai pas Lebaran, bagi saya membeli emas ini sebenarnya menyimpan uang. Karena sewaktu-waktu jika saya butuh uang mendadak bisa saya jual atau saya gadaikan,” terang Anggun (40), warga Jl Sosial Km 5 ini.
Pemimpin Wilayah III PT Pegadaian Palembang, Pratikno mengakui dua minggu sebelum Lebaran pihaknya seru-serunya melayani nasabah yang hampir 95 persen ibu-ibu menebus perhiasan yang ia gadaikan. “Mau dipakai untuk Lebaran, makanya kemarin transaksi tebus gadai perhiasan kita mengalami peningkatan pesat hingga 40 persen. Ini juga didorong setelah nasabah mendapatkan THR,” bebernya. Jumlahnya bahkan mencapai Rp25 miliar di seluruh outlet Pegadaian yang ada di 5 provinsi, yakni Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung.“Peningkatan transaksi terus berlanjut hingga 18 April,” tuturnya. Lalu pasca Lebaran, nasabah akan cenderung menggadaikan kembali barang perhiasannya jika mereka butuh dana mendesak atau butuh modal untuk usaha, seperti halnya yang dilakukan Iin Delima dan Anggun. Kepala Bagian Pemasaran dan Penjualan PT Pegadaian Kanwil III Palembang, Subaskoro Ariyowinoto menambahkan tren investasi emas di Pegadaian meningkat terutama jelang Lebaran lalu. “Habis dapat THR, nasabah banyak menabung dan mencicil emas. Apalagi kita sudah menyediakan instrumen investasinya, salah satunya di aplikasi Pegadaian Digital,” ujarnya. Seperti menabung di bank, tapi ini setorannya dikonversi ke saldo emas mulai Rp10 ribu untuk 0,01 gram sampai tak terhingga.
Tabungan Emas dapat diakses siapa saja karena murah, termasuk pedagang kecil seperti penjual bakmi, ketoprak, pempek, asongan. “Investasi emas jadi modal mereka menjalankan usaha dan memutar uang, serta menabung keuntungannya,” lanjut Subaskoro. Nasabah dapat pula mencicil emas LM 0,5 gram-1 kg selama 3-36 bulan. Keuntungan produk ini, nasabah mendapat harga emas yang berlaku hari itu saat akad.Sementara setelah Lebaran, lanjutnya, tren gadai emas kembali ramai. “Itulah kenapa emas saya sebut bisa jadi modal, karena memang rata-rata nasabah yang menggadaikan perhiasannya di Pegadaian untuk modal usaha, atau ketika butuh dana mendesak seperti membiayai anak sekolah, dan lainnya,” cetusnya. Diakui, hingga 5 April 2023, Pegadaian Kanwil III Palembang telah merealisasikan penjualan LM sistem pembiayaan (cicilan) senilai Rp97,24 miliar, Tabungan Emas 140.423 rekening, baik yang buka di Pegadaian Digital maupun setor langsung dengan Buku Tabungan. Sementara KCA (Kredit Cepat Aman), meliputi mencapai Rp2 triliun,” bebernya. Untuk KCA, biasanya selain emas (logam mulia dan perhiasan), yang digadaikan juga bisa barang-barang elektronik seperti laptop dan HP, kendaraan bermotor (motor dan mobil) beserta surat menyuratnya dititip di Pegadaian. (yun/fad)
Kategori :