Saluran Air Harus Jadi Utilitas Pertama

Jumat 07 Apr 2023 - 20:02 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*PUPR Keruk Timbunan Material FO

PALEMBANG – Bekas galian pembangunan proyek flyover (FO) Sekip Ujung diketahui telah menimbun sebagian saluran air yang ada di Jl R Sukamto. Hal ini pun ditenggarai menjadi salah satu penyebab kejadian banjir di Jl R Sukamto seminggu lalu. Karena kondisi itu Dinas PUPR Kota Palembang turun tangan, berkoordinasi dengan berbagai stakeholder melakukan pengerukan timbunan dan pembongkaran material di atas saluran yang ada.

Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Kota Palembang, Marlina Sylvia mengatakan titik banjir yang terjadi di kawasan tersebut seminggu lalu sudah dipastikan karena salurannya terganggu. “Sehingga kami harus kembali menormalisasi saluran air supaya alirannya tetap lancar. Saya mengimbau kepada pelaksana pembangunan FO agar memikirkan dampak dari pembangunan yang ada. Misalnya saat menggali tanah, maka bekas galiannya harus segera diangkut jangan dibiarkan supaya tidak menimbun lahan sisi lainnya,” terangnya, kemarin.

Atau kalaupun tidak diangkut, letakkanlah di tempat yang tidak rentan jatuh ke saluran air. “Tadi kami terpaksa mengeruk saluran yang ada karena tertimbun tanah bekas galian. Kami minta semua stakeholder terkait maupun pekerja agar dapat memikirkan dampak pembangunan terhadap lingkungan sekitar,” imbuhnya.

Sebelum membangun, lanjutnya, saluran air adalah utilitas pertama yang harus dipikirkan atau dibangun. Kalau mau membuat jalan, salurannya dulu harus dibangun dulu, begitupun dengan bangun gedung sebelum nimbun bangun dulu saluran. "Jangan terbalik, bangunan sudah selesai, baru buat saluran. Jadi saluran dulu baru infrastruktur lainnya," katanya lagi.

Dalam menuntaskan masalah ini, kata dia, bukan hanya menjadi tugas PU yang mengerjakan dan menyelesaikan dampak pembangunan, tapi bagaimana harus dituntaskan secara bersama-sama. "Kalau hanya kita yang melakukan pengerukan, maka nilai edukasinya tidak dapat di situ," tukasnya. Setelah pengerukan ini pun, kata dia, masih mungkin ada titik yang berpotensi menghambat aliran air dalam saluran. Ini perlu kesadaran pihak pengembang atau pemilik untuk bertanggung jawab dengan proyek yang mereka bangun.

Selain bekas galian tanah, galian PDAM juga disinyalir menjadi sumber banjir di kawasan Jl R Sukamto tersebut. “Kita akan merelokasi pipa yang ada mengikuti pemasangan u ditch,” ungkap Direktur Utama PDAM Tirta Musi, Andi Wijaya, kemarin. Pantauan Sumatera Ekspres, saluran air yang tepatnya berada di depan Hotel Al Furqon, tadinya tertimbun bahan material, kini sudah dibersihkan oleh Dinas PUPR Kota Palembang, bekerja sama dengan stakeholder yang ada.

Puing-puing yang tadinya berada di dalam saluran air dikeluarkan menggunakan alat berat ekskavator. Terlihat sisa puing serta bahan yang tertimbun sudah diangkut keluar saluran. Diharapkan dengan adanya pembersihan ini, ketika hujan turun tidak lagi memicu genangan air. Beberapa buruh yang terlihat tengah sibuk bekerja tak berani memberikan komentar terkait persoalan tersebut. Demikian saat koran ini mencoba menghubungi humas kontraktor proyek, PT Waskita Karya (Persero).

Diketahui PT WK meraih kontrak senilai Rp153 miliar untuk membangun proyek flyover Simpang Sekip Ujung. Panjang flyover Sekip Palembang ini sekitar 660 meter, terdiri dari 180 meter (jembatan), 156 meter (oprit sisi Jalan Basuki Rahmad), dan 324 meter (oprit sisi Jalan R.Sukamto). Pembangunan flyover dengan lebar jembatan 18,4 meter ini bersumber dari dana Surat Berharga Syariat Negara senilai Rp153 miliar.

Flyover Sekip Palembang dirancang sejak tahun 2017. Namun begitu kegiatan groundbreaking atau pembangunannya baru dimulai 7 Juni 2022. Salah satu kendala pembangunan infrastruktur ini karena keuangan negara difokuskan pada penanganan Covid-19 selama 2 tahun, 2020-2021. Sehingga proyek pembangunan tertunda. (tin/iol/fad/)

Tags :
Kategori :

Terkait