Gaza Sambut Gembira Gencatan Senjata Mulai 19 Januari 2025, Netanyahu Sebut Klausul Belum Tuntas

Kamis 16 Jan 2025 - 22:59 WIB
Reporter : Andre Jedor
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Warga Gaza berkumpul dan bergembira. Menyambut gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari 2025. Menjadi terobosan paling dramatis saat kecamuk perang yang sudah berlangsung sejak Oktober 2023, diawali serangan kelompok bersenjata Hamas ke wilayah Israel.

Pengumuman gencatan senjata ini disampaikan Perdana Menteri Qatar, pada Rabu (15/1) waktu setempat atau Kamis (16/1) waktu Indonesia. Pengumuman ini menjadi angin segar bagi rakyat Palestina setelah 467 hari berada dalam perasaan takut, cemas dan was-was karena serangan Israel bertubi-tubi memborbadir Gaza.

Keceriaan warga Gaza yang berpelukan hingga sujud syukur dengan meneriakkan takbir "Allahu Akbar" menggema. Menyelimuti suasana gembira pasca pengumuman gencatan senjata setelah 15 bulan melewati masa-masa sulit di tengah konflik.

Dalam video yang diunggah di akun X @AbdillahOnim, terlihat anak-anak gaza melompat kegirangan, bahkan ikut melakukan sujud sebagai tanda syukur karena perang akan segera berakhir. Mereka tak bisa menahan rasa gembira hingga menangis terharu karena akhirnya bisa pulang ke rumah meskipun tempat tinggal mereka sudah hancur karena serangan tentara Israel.

BACA JUGA:Israel Blokade Akses Bantuan di Gaza Utara, Krisis Kemanusiaan Semakin Parah

BACA JUGA:Kematian Yahya Sinwar Picu Peningkatan Ketegangan Israel-Palestina, Konflik di Gaza Semakin Memanas

"Kesepakatan itu akan mulai berlaku pada 19 Januari," ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman.   Namun, rincian kesepakatan yang dilaporkan disetujui oleh kedua belah pihak sejauh ini belum diumumkan. 

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan masih ada beberapa klausul yang belum terselesaikan, yang diharapkannya akan dituntaskan pada Rabu malam. Kesepakatan ini akan menghentikan perang di Gaza dan dilakukan pertukaran sandera dan tahanan.

Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023. Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup. 

Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

BACA JUGA:Kekejaman dan Aksi Barbar Zionis: Pembakaran Masjid dan Al-Qur’an di Gaza Menuai Kecaman Global

BACA JUGA:Joe Biden Janji Akhiri Perang di Jalur Gaza di hadapan Konvensi Nasional Demokratik di Chicago

Di bagian lain, gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap, setelah kesepakatan nanti diumumkan. Walaupun kedua pihak sekarang dikatakan telah menyetujuinya, Kabinet Israel perlu menyetujui kesepakatan tersebut sebelum dapat dilaksanakan.

Terpisah, Presiden AS Joe Biden, mengatakan kemungkinan tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh. Sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

Biden tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama ini—tetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.

Kategori :