PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tiga Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang telah melaksanakan kegiatan Penelitian Program Hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) Skema Hibah Penelitian Dasar Fundamental Tahun Anggaran 2024.
Penelitian yang dilakukan oleh tim, terdiri dari Erie Agusta SPd MPd (Prodi Pendidikan Biologi), Prof Dr Houtman MPd (Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia), Dr Apriana MHum (Prodi Pendidikan Sejarah) itu mengangkat judul "Pelestarian Tradisi Bekarang dalam Pembelajaran Melalui Film dan Penggunaan Model Self-Regulated Learning Berbasis Saintifik dalam Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan".
Penelitian ini berangkat dari isu SDGs dengan sub topik Blue Economy. Pemilihan Bule Economy cocok dengan kondisi geografis Sumsel yang dikelilingi 9 sungai besar (Batanghari Sembilan). Sungai di Sumsel memberikan peran vital sebagai penggerak ekonomi dan transportasi. Namun sayangnya kerusakan sungai semakin meningkat.
Melihat kondisi tersebut, tim peneliti merasa perlu ada peningkatan sikap peduli lingkungan di masyarakat khususnya siswa SMA.
Namun di sisi lain, pengenalan tradisi pelestarian sungai ke pembelajaran Biologi juga jarang dilakukan. Padahal Sumsel memiliki banyak tradisi tentang pelestarian sungai.
BACA JUGA:Dari Korban Menjadi Pahlawan: Edukasi dan Dukungan Anak Menghadapi Bullying
BACA JUGA:Gebyar Ecobrick Se-Nusantara oleh Paguyuban KSE Polsri, Dorong Edukasi Daur Ulang Sampah Plastik
Solusi yang ditawarkan internalisasi tradisi Bekarang melalui film ke dalam pembelajaran Biologi menggunakan model SRLBS.
Model Self Regulated Learning Berbasis Saintifik (SRLBS) merupakan kebutuhan pembelajaran yang relevan dengan pendekatan saintifik K-13 dan Kurikulum Merdeka, dengan memberikan solusi penguatan pendekatan saintifik dan penguatan pembelajaran mandiri. Model pembelajaran ini memiliki sembilan tahapan yakni analyse, observing, asking, planning, collecting information, associating, communicating, evaluating, dan modifying. Model SBSRL telah memperoleh hak cipta No. HKI. 2-01-000007328 tahun 2015.
Banyak kelebihan menggunakan model SRLBS. Hal ini berdasarkan hasil rekam jejak riset 2013-2023 seperti SRLBS bisa meningkatkan metakognitif dan motivasi intrinsik siswa kelas X SMA. Kepada koran ini, Ketua Tim Erie Agusta menjelaskan agar proses pembelajaran lebih efektif, perlu ada usaha menumbuhkan motivasi belajar siswa. Salah satunya memanfaatkan media belajar seoptimal mungkin. Media belajar yang dimaksud adalah film edukasi.
"Di era Merdeka Belajar, guru dituntut dapat mengemas pembelajaran yang relevan dengan isu lokal sesuai dengan suasana hati anak zaman sekarang. Suasana belajar yang menyenangkan, membuat proses belajar semakin mudah dimengerti siswa. Dengan film edukasi yang menarik bisa menjadi daya tarik siswa untuk belajar. Ditambah isi film penuh pesan moral dan memberikan berbagai pengetahuan yang mungkin kurang bisa ditangkap siswa dalam proses pembelajaran seperti biasanya," tutur Erie.
BACA JUGA:Gemakan Edukasi Keselamatan Lewat Honda Victory
BACA JUGA:Edukasi Pemuda Jaga Pilkada Damai
Dalam praktiknya, guru akan menayangkan film edukasi secara penuh, kemudian siswa diberi tugas memahami film edukasi yang ditayangkan sesuai mata pelajaran. Agar lebih memiliki pemahaman yang luas, siswa diminta menuliskan kembali alur film yang mereka tonton sesuai dengan bahasan.
"Dari implementasi yang kita lakukan di beberapa SMA Muhammadiyah di Kota Palembang, media film menjadi media pembelajaran yang sangat menarik. Karena mampu mengungkapkan pola pengajaran dengan mengungkapkan fakta dan teori yang bergerak dengan efek suara, dan dapat diputar berulang sesuai dengan kebutuhan,” katanya.