Ruby menjelaskan bahwa sejak alih kelola, PHR telah menambah sekitar 500 sumur baru setiap tahunnya. “Ini akan terus berlanjut karena masih ada potensi untuk menambah sumur baru,” ujarnya.
Namun, tantangan yang dihadapi PHR adalah terbatasnya lahan yang dapat digunakan untuk pengeboran sumur baru.
BACA JUGA:SKK Migas Apresiasi Kinerja Pertamina Hulu Rokan Zona 4 di Tahun 2023
BACA JUGA:Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Menggelar Sosialisasi Rencana Pemboran di Patih Galung
Untuk mengatasinya, PHR harus menggali lahan baru melalui kerjasama dengan masyarakat sekitar, BUMN lain, atau bahkan dengan memanfaatkan kawasan hutan.
“Kami membutuhkan sekitar 10 hektare untuk setiap lokasi pengeboran sumur baru,” jelas Ruby.
Eksplorasi dan Pemeliharaan Sumur Minyak
Selain menambah jumlah sumur, PHR juga harus rutin melakukan pemeliharaan dan perawatan sumur-sumur yang sudah ada.
Setiap tahun, PHR melakukan sekitar 240 pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan sumur yang rusak atau mati.
“Ada sekitar 22.000 sumur yang memerlukan pekerjaan perawatan, dan kami menggunakan sekitar 82 rig operasional setiap harinya,” tambah Ruby.
BACA JUGA:Pengamanan Natal dan Tahun Baru, Polres Prabumulih Sebar Personel di 15 Gereja
BACA JUGA:Tips Merayakan Malam Tahun Baru di Rumah, Persiapan Indoor dan Outdoor yang Aman dan Nyaman
Meski begitu, Ruby menegaskan bahwa PHR sangat berhati-hati dalam eksplorasi minyak, agar tidak terjadi crossflow atau tekanan yang tidak terkendali.
PHR memulai pengeboran dari lapisan pertama, dan setiap sumur memiliki masa aktif yang bervariasi, ada yang bertahan beberapa bulan dan ada yang bisa lebih dari setahun.
Pencapaian PHR yang Membanggakan di Industri Minyak Indonesia
Dahlan Iskan yang mengamati dengan seksama pencapaian PHR mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan Blok Rokan sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia.
BACA JUGA:Alfamart Dukung Kebijakan Pemkot Palembang Terkait Larangan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai