Dung Cik meninggal dunia setelah lama berjuang melawan penyakit TBC yang dideritanya. Jenazahnya akan dimakamkan di Desa Durian Remuk, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas.
Kepergian Dung Cik dan Muya menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya kepedulian terhadap lansia terlantar.
Warga berharap kasus serupa dapat ditangani lebih cepat dan lebih baik di masa depan.
"Kasus Dung Cik seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memperhatikan mereka yang hidup dalam kesulitan, terutama lansia," kata Nurhayati, seorang warga Lubuklinggau yang ikut membantu ketika Dung Cik viral.
BACA JUGA:Kalender Pendidikan Semester Genap 2024/2025, Inilah Jadwal Libur Sekolah di Tahun 2025
BACA JUGA:PTBA Mencari Anda, Ini 20 Jurusan Sarjana Paling Dibutuhkan BUMN Tambang Tersebut
Wali Kota Lubuklinggau terpilih, H Rahcmad Hidayat, bersama anggota DPRD Wawan Agus Salim dan Kepala Dinas Sosial Hasan, yang sempat menjenguk Dung Cik, juga memberikan perhatian serius pada kasus ini.
Mereka menegaskan pentingnya perhatian terhadap warga yang terlantar, meskipun mereka bukan berasal dari Lubuklinggau.
“Dinas Sosial sudah bertindak cepat, namun kita harus lebih proaktif menjaga masyarakat agar tidak ada yang terlantar," tegas H Rahcmad Hidayat.
BACA JUGA:Pria Bersenjata Tajam Ditangkap Polisi di Pondok Sabu Kampung Tekum Jaya, Polisi Bongkar Lokasi
BACA JUGA:Resep Jantung Ayam Masak Krim Asam dan Keju, Menu Lezat untuk Bersantai di Rumah
Ia juga mengingatkan pentingnya menghargai dan merawat orang tua dengan baik. "Apapun kondisi ekonomi kita, jangan pernah melupakan jasa orang tua. Mereka yang memberikan kehidupan kepada kita," tutupnya.