BACA JUGA:PTBA Kembangkan Bisnis EBT, Bantu PLTS Dukung Peningkatan Produksi Pertanian
“Hasil usaha ini kami bagi untuk anggota, biasanya sebulan sekali. Kalau produksi sedang tinggi, pembagian dilakukan dua bulan sekali,” tambah Dian.
Pemberdayaan Melalui UMK Lain
Selain SIBA Rosella, PT Bukit Asam juga membina berbagai UMK lain yang melibatkan perempuan. Salah satunya adalah SIBA Songket, yang sudah berjalan sejak 2016.
Berbasis di Desa Lingga, kelompok ini terdiri dari 15 ibu rumah tangga yang kini menjadi pengrajin songket berpenghasilan tambahan.
Desa ini pun dikenal sebagai pusat kerajinan songket berkat dukungan alat tenun, pelatihan, dan permodalan dari PT Bukit Asam.
Ketua SIBA Songket, Yenni Puspitasari, menyatakan bahwa bantuan tersebut sangat membantu perkembangan usaha mereka. “Dukungan dari Bukit Asam membuat kami lebih produktif dan mandiri,” katanya.
Ada pula SIBA Rajut, sebuah komunitas bagi 15 ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar wilayah operasi PT Bukit Asam.
Komunitas ini tidak hanya menjadi ruang untuk menyalurkan hobi, tetapi juga menghasilkan penghasilan tambahan.
“Kami sebelumnya hanya berkumpul untuk ngerumpi tanpa hasil. Sekarang, hobi kami menghasilkan uang. Dari tidak punya penghasilan, kini kami bisa mandiri,” ujar Villy Villya, Ketua SIBA Rajut.
Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Dedy Saptaria Rosa, VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk, menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin 5, yaitu kesetaraan gender.
“Kami memahami pentingnya peran perempuan dalam menggerakkan roda perekonomian. Oleh karena itu, PT Bukit Asam terus mendorong pengembangan kewirausahaan perempuan agar mereka dapat mandiri sekaligus membantu meningkatkan perekonomian keluarga,” ujar Dedy.
Dengan program-program ini, PT Bukit Asam berhasil menciptakan perubahan nyata bagi para ibu rumah tangga, mengubah mereka dari penonton menjadi pemain aktif dalam perekonomian lokal.