Menteri Agama Resmikan Masjid Al-Abduh, Wasiat Pendakwah yang Pernah Jadi Tukang Semir Sepatu dan Penjual Kue

Sabtu 21 Dec 2024 - 23:12 WIB
Reporter : Andre Jedor
Editor : Dede Sumeks

Almarhum H Mohammad Abduh, juga sebagai sosok yang bertanggung jawab kepada semua keluarga besar lainnya.

“Di rumah kami dulu, ada 4 meja, selalu berisi makan pagi, siang, dan malam. Karena ada sekitar 20 orang yang tinggal di sana.  Sekarang semua sudah berhasil, Alhamdulillah,” ucapnya.

M Iqbal juga mengenang masa kecilnya bersama almarhum. Rumah mereka selalu penuh dengan keluarga dan sahabat.

“Ayah sering berkata, jika kita punya rezeki, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Tidak perlu naik haji seribu kali, tapi yang terpenting adalah membantu saudara, tetangga, dan orang-orang di sekitar kita. Itulah jiwa beliau,” kenangnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak laki-lakinya selalu dilibatkan ketika memperbaiki rumah. Diajarkan hidup mandiri dan pantang menyerah sejak kecil.

“Salat Maghrib harus dilakukan berjemaah. Sambil diajarkan menjadi imam salat secara bergantian kepada anak laki-lakinya. Bagi beliau, pembangunan karakter dan akhlak menjadi yang utama,” kenang Iqbal.


HADIRKAN VIRTUAL: Irjen Pol H Mohammad Iqbal SIK MH, dalam kata sambutannya menyampaikan ibunya tidak bisa hadir langsung karena dalam masa pemulihan atas sakitnya. Dihadirkannya secara virtual, menyaksikan peresmian masjid almarhum suaminya, Masjid Al-Ab-FOTO: ANDRI IRAWAN/SUMEKS-

Di masa pensiunnya, Abduh memfokuskan diri menjadi pendakwah. Menjadi pengurus di beberapa masjid.  Seperti Masjid Al-Fallah, Kampus, Palembang. Masjid Nurul Khair, Pasar Cinde, Palembang. Masjid Darul Fallah, Lemabang, Palembang. Masjid Jihad, Km 15 AAL. 

“Pesantren Darrul Abroor, Desa Telang, Banyuasin. Masjid Pasar Lama, Tanjung Sakti, Lahat, ” urai Iqbal. 

Ayahnya, merupakan sosok suami dan seorang bapak yang menjadi panutan, contoh, serta teladan. Bahkan hingga akhir hidupnya, beliau selalu erat dan dekat dengan masjid

Soal Masjid Al-Abduh ini, pada 1990 dulu ayahnya membeli sebidang tanah dari hasil tabungannya sebagai awal usaha penggilingan padi di Sematang Borang.

“Sebelum beliau wafat tahun 2012, beliau berpesan kepada anak-anak tercintanya. Agar suatu hari nanti, di atas tanah tersebut dibangunkan sebuah masjid,” ungkap Iqbal. 

Hal inilah yang menginspirasi istri dan putra-putrinya, untuk dapat mewujudkan amanah mulia mendirikan masjid.

“Amanat tersebut kemudian diwujudkan oleh keluarga besar dengan membangun sebuah masjid, bernama  Masjid Al-Abduh. Yang berarti Hamba Allah Swt, atau arti secara islami yaitu tokoh muslim,” ucapnya. 

Pembangunan Masjid Al-Abduh dimulai pada bulan Juni 2022. Ibunya, Hj  Siti Muslaini, mengawasi langsung semua tahapannya. Dimulai dari pembukaan lahan, penimbunan, pemadatan tanah, peletakan batu pertama, naiknya rangka baja, hingga selesai. 

Pada tahun 2023, prosesi peletakan batu pertama dilaksanakan oleh ibunda tercinta bersama keluarga besar almarhum sebagai tanda dimulainya pembangunan struktur bangunan masjid. “Masjid ini pembangunannya gotong royong, dari ibu saya, anak, menantu, cucu,” bebernya.

Kategori :