SUMATERAEKSPRES.ID - Ekonomi Indonesia diperkirakan akan terus mencatatkan pertumbuhan yang stabil pada akhir tahun 2024, didorong oleh permintaan domestik yang masih terjaga.
Laju pertumbuhan ini ditopang oleh investasi yang diprediksi akan terus meningkat seiring dengan selesainya berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), serta didorong oleh insentif pemerintah untuk mendukung sektor swasta.
Konsumsi rumah tangga, yang menjadi pilar utama dalam perekonomian, juga diperkirakan tetap tumbuh positif.
Hal ini didorong oleh tingkat kepercayaan konsumen yang terus menguat, serta adanya dampak positif dari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di sejumlah daerah.
BACA JUGA:Mau Mobil Anda Awet dan Bebas Mogok? Ini Cara Perawatan yang Harus Diketahui!
BACA JUGA:Bank Indonesia Pertahankan BI-Rate 6,00% untuk Kendalikan Inflasi dan Stabilkan Ekonomi
Konsumsi pemerintah diprediksi lebih tinggi, seiring dengan meningkatnya belanja negara di akhir tahun, yang akan memperkuat perekonomian.
Namun, sektor ekspor nonmigas diperkirakan akan mengalami penurunan pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya perekonomian global yang masih belum pulih sepenuhnya.
Sementara itu, sektor-sektor seperti Industri Pengolahan, Konstruksi, serta Perdagangan Besar dan Eceran menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh antara 4,7% hingga 5,5% pada tahun 2024. Pada tahun berikutnya, pertumbuhan ini diprediksi akan meningkat menjadi kisaran 4,8% hingga 5,6%.
BACA JUGA:27 PTKIN Raih Akreditasi Unggul BAN PT, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Pesan Pelaku yang Meracuni Adik Iparnya: Alibi dan Pengakuan Mengungkap Motif di Balik Kejahatan
Untuk itu, berbagai langkah strategis perlu terus dilakukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi, baik dari sisi permintaan maupun penawaran.
Bank Indonesia (BI) memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan berkolaborasi erat dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah.
Selain itu, BI juga mengoptimalkan kebijakan makroprudensial serta akselerasi digitalisasi dalam transaksi pembayaran sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi perekonomian nasional.