"Kemudian penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya dan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin Palembang, dari Maret-Agustus 2024," ucapnya.
Dikatakannya, puasa Ramadan menurunkan asupan makanan, aktivitas fisik, nafsu makan pada remaja obesitas dan overweight. "Puasa Ramadan dapat menurunkan Indeks Massa Tubuh, lingkar panggul, LILA dan massa lemak pada remaja obesitas," terangnya.
Selama puasa Ramadan bisa juga menurunkan kadar gula darah puasa, HOMA-IR, kolesterol total, LDL dan trigliserida pada kelompok overweight dan obesitas, tetapi tidak signifikan mempengaruhi tekanan darah dan HDL.
Puasa Ramadan menurunkan secara signifikan kadar insulin dan leptin, tetapi tidak signifikan mempengaruhi neuropeptida Y.
"Skor prediktor yang dapat memprediksi obesitas mencakup usia, jumlah asupan makanan, pola makan tinggi lemak dan nafsu makan," urai anak dari dari Drs RM Syafruddin MSi dan RA Netty Herawati.
Dijelaskannya, secara akademis, penelitian ini menjelaskan mekanisme biomolekular puasa Ramadan dalam mengurangi nafsu makan sehingga dapat mencegah komplikasi dari obesitas.
BACA JUGA:Manfaat dan Keberkahan Puasa Senin Kamis: Rahasia Hidup Penuh Rizki dan Pahala, Yuk Jalani!
BACA JUGA:Mencegah Obesitas pada Anak: Pentingnya Aktivitas Fisik dan Pola Makan Sehat
Untuk pengembangan penelitian, penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam pencegahan dislipidemia pada overweight dan obesitas melalui peran modifikasi nafsu makan dengan puasa intermiten.
"Menghasilkan skoring prediktor obesitas remaja yang dapat digunakan di komunitas dan layanan kesehatan sebagai alat skrining risiko obesitas pada remaja," tandasnya. (nni/kur)