“Kita sesungguhnya sangat berutang budi kepada nelayan. Saudara-saudara kita ini mencari ikan semakin sulit di lautan karena kondisi alam terus memburuk. Sementara, kebutuhan hidup mereka tergantung dari kebaikan alam. Bahkan, dengan penghasilan yang terus tergerus, mereka tidak tahu harus berbuat apa.Itulah keprihatinan yang harus mendapat perhatian kita semua,” kata Tuhu Bangun.
Tuhu Bangun menambahkan, agenda penanaman mangrove dan terumbu karang ini adalah upaya kecil untuk membantu nelayan dan kelestarian lingkungan.
Ia juga menyebut, apa yang dilakukan hari ini tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya.
Namun, ia meyakinkan, amal yang sedikit ini adalah jariyah atau manfaat jangka panjang yang akan dipetik oleh para nelayan dan masyarakat sekitar selama dijaga d dilestarikan.
“Ini adalah investasi jangka panjang. Kalau dalam agama Islam, ini adalah amal jariah yang tidak akan terputus pahalanya selagi masih ada kemanfaatannya. Semula saya punya usul untuk pelepasan tukik penyu, tetapi ternyata di sekitar sini bukan habitatnya. Tetapi dengan mangrove dan terumbu karang ini, saya yakin ikan-ikan akan punya rumah dan bertumbuh lebih banyak sehingga kehidupan nelayan semakin baik,” kata dia.
BACA JUGA:PTPN 1 Regional 7 Terima Ganti Rugi Rp64,994 Miliar untuk Lahan Tol Indralaya-Muaraenim
BACA JUGA:PTPN I Reg.7 : Mitra Strategis Pembangunan Infrastruktur Sumatera Selatan
Kepada para mahasiswa ITERA yang berhikmat dalam program ini, melalui Rektor Prof. Nyoman Pugeg, Tuhu Bangun menyampaikan apresiasinya.
Menurut dia, peran akademisi dan akativitas mahasiswa terhadap penyelamatan lingkungan sangat penting dan strategis.
Selain bisa menjadi medan pembelajaran yang nyata, bekal ilmu dari mahasiswa dan kalangan akademisi sangat mendukung pemulihan habitat dan ekosistem yang berkelanjutan.
“Kami komitmen untuk melanjutkan program ini tidak hanya berhenti di sini saja. Saya berharap PTPN I Regional 7 dan ITERA, didukung stakeholder lainnya, bersinergi yang sustainable.”ujar Tuhu.
Sementara itu, Rektor Itera Prof. Nyoman Pugeg mengapresiasi pilihan PTPN I Regional 7 dengan program CSR berbasis lingkungan ini. Ia menyebut, program berbasis kelestarian alam ini tidak banyak dilirik para pihak karena dampaknya tidak langsung terlihat.
Padahal, kata Guru Besar Bioteknologi Mikroba ini, kemanfaatannya jauh lebih sistematis karena memiliki masa dampak yang berkelanjutan.
“Kami sangat senang PTPN melibatkan kami dari ITERA dalam program CSR ini. Ini adalah indikator kepekaan suatu entitas usaha yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berkelanjutan. ITERA sebagai basis pengembangan ilmu pengetahuan sangat terbantu dengan program ini. Selain akan menjadi laboratorium lapangan, dampak dari program ini akan menjadi harapan kehidupan manusia di masa mendatang,” kata dia.
Seremoni yang berlangsung open space di satu stage dengan sebutan shelter edukasi di tengah hutan bakau itu diakhiri dengan penyerahan paket sembako secara simbolis menanam mangrove dibantu para mahsiswa yang berada di lahan laut dangkal.
Lalu, mereka juga menaiki kapal nelayan ke tengah laut untuk menyaksikan dan memastikan penempatan rakitan terumbu karang yang ditransplantasi di sekitar Teluk Lampung.