Rekrut Ahli Geriatri

Kamis 23 Mar 2023 - 23:34 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*Jaga Kesehatan Lansia

Banyaknya JCH lansia tanpa pendamping yang akan berangkat haji tahun ini rupanya telah dipikirkan Menteri Agama dan jajaran. Dengan mengusung semangat “Haji Ramah Lansia”, maka Kemenag RI akan diadakan ahli geriatri.

“Pelibatan ahli geriatri ini untuk meminimalisir risiko, urusannya soal kesehatan lansia,” beber Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Nantinya, para dokter geriatri bertugas menjaga kesehatan lansia dengan cara mencegah timbulnya penyakit.

"Tanpa mengurangi pelayanan jemaah haji lainnya, saya minta supaya jemaah haji terutama yang lansia, dipastikan mendapat pelayanan khusus dan maksimal,” imbuhnya.

Para ahli geriatri ini akan sekaligus membantu mengatasi masalah kesehatan yang timbul. "Untuk soal kesehatan lansia, wajib bertanya pada ahli Geriatri. Jadi kita akan libatkan ahli geriatri di tahun ini," bebernya.

BACA JUGA : Muslim Wajib Tau! Ini Bacaan Buka Puasa dan Artinya BACA JUGA : Bingung JCH Lansia Tanpa Pendamping Direktur Jenderal PHU Kementerian Agama RI, Hilman Latief, menambahkan, JCH lansia dimaksud usianya lebih dari 65 tahun. Secara nasional, dari 203.320 jemaah reguler, tercatat 62.879 lansia.

Rinciannya, usia 65-75 tahun 51.778 jemaah. Usia 76-85 tahun sebanyak 8.760 jemaah. Usia 86-95 tahun 2.074 jemaah dan di atas 95 tahun 269 jemaah. Khusus di Sumsel ada 359 jemaah prioritas lansia. Katanya, konsultasi dengan para ahli adalah bagian dari prinsip kehati-hatian. Selain transparan dan akuntabel, segala keputusan dan tindakan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan.

Karena itu, Menteri Agama minta semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan haji tahun ini memegang teguh visi, yakni memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah. Menteri juga mengingatkan pentingnya inovasi dan perubahan cara berpikir dalam merespon setiap tantangan penyelenggaraan ibadah haji.

Dikatakannya, kebutuhan jemaah lansia sudah pasti berbeda dibandingkan jemaah yang usianya lebih muda. Oleh karenanya, perlu diperhatikan dengan detail dan seksama. "Di beberapa daerah, ada jemaah yang usianya di atas 100 tahun. Bisa bayangkan usia di atas seratus tahun, makanannya saja harus diperhatikan. Itu baru makanan, belum lainnya," tambah dia.

Disadari bersama, hal itu memang tidak mudah. Namun, sebagai pelayan masyarakat, hal tersebut harus tetap dilakukan guna memberikan kenyamanan dan kelancaran beribadah bagi para jemaah haji Indonesia.

Menteri Agama menegaskan, kunci utama dalam pelayanan yang baik ada di tangan para petugas yang melayani. Artinya, rekrutmen petugas menjadi kunci pelaksanaan ibadah haji ramah lansia dan berkeadilan. Harapannya, pelaksanaan haji tahun ini kualitasnya dapat menyamai capaian pelaksanaan haji tahun sebelumnya.

Dimana, Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia 2022 yang dikeluarkan BPS mencapai 90,45. Nilai itu menjadi tertinggi sejak BPS melakukan survei kepuasan haji. "Indeksnya harus dipertahankan pada pelayanan jemaah tahun ini. Syukur-syukur bisa naik. Ini bukan hal mudah. Tahun lalu hanya  50 persen, tahun ini sudah kuota normal dengan sekitar 221 ribu jemaah. Tapi saya yakin ini bisa dilakukan," pungkasnya. (*/mh)

Tags :
Kategori :

Terkait