SUMATERAEKSPRES-ID Desa Pedamaran, yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, memiliki salah satu tradisi pernikahan yang kaya akan nilai budaya, yaitu Berarak Petang.
Tradisi ini merupakan bagian dari prosesi adat pernikahan yang menggambarkan rasa kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur.
Makna dan Filosofi Tradisi Berarak Petang Tradisi Berarak Petang memiliki makna mendalam yang berakar pada kearifan lokal masyarakat Pedamaran.
Dalam tradisi ini, keluarga besar, tetangga, dan kerabat mempelai berkumpul untuk mempersiapkan bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk acara pernikahan.
BACA JUGA:Tradisi Iring-iringan dan Prosesi Pernikahan Suku Ogan
BACA JUGA:Tradisi Ngarak Pengantin Sedot Perhatian Penonton
Beberapa makna filosofis dari tradisi ini meliputi:
1. Rasa Syukur dan Doa
Tradisi ini menjadi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kelancaran proses persiapan pernikahan.
2. Kebersamaan dan Solidaritas
Keterlibatan banyak pihak mencerminkan eratnya hubungan sosial dan gotong royong dalam masyarakat Pedamaran.
3. Kesederhanaan dan Harmoni
Berarak petang dilakukan dengan suasana sederhana namun sarat makna, menunjukkan keharmonisan adat istiadat dan kehidupan masyarakat.
Proses Berarak Petang
Tradisi ini sangatlah unik karena setiap anggota keluarga, sanak saudara atau tetangga memakai baju kebaya untuk mengiringi pengantin.
BACA JUGA:Menarik Minat Generasi Z. Seni Tradisi Incang-incang Disajikan Lewat Video Art Modern BACA JUGA:Gelorakan Tradisi Berkebaya
Selain menggunakan kebaya pihak laki-laki juga harus menyedikan serah-serahan yang akan diberikan ke pihak perempuan berupa selimut, kain sarung sebanyak 30, telur, dan kain songket yang dibentuk seperti anak bayi.
Tradisi ini dilaksanakan dengan cara pihak pengantin laki- laki sekitar pukul 15.00 mulai menjemput pihak mempelai perempuan yang diarak mulai dari rumah pihak laki-laki menuju rumah pihak perempuan.
Setelah sampai dirumah pihak perempuan kemudian melakukan arak-arakan keliling dusun melewati Masjid Jamik Pedamaran yang merupakan suatu kewajiban untuk melewati masjid tersebut.
Setelah selesai diarak keliling dusun kemudian kembali lagi kerumah pihak laki-laki
untuk melakukan ritual berarak petang seperti menyerahkan serah-serahan yang sudah dibawah pihak laki-laki.
Kemudian melakukan ritual makan telur secara suap-suapan oleh kedua pengantin dan makan ayam yang sudah disiapkan.