Lebih lanjut dr. Danny Wiguna, SpOG mengatakan, umumnya infeksi jamur pada vagina dapat disebabkan karena beberapa faktor.
Sebanyak 90% infeksi jamur pada vagina disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Sementara itu, 10% disebabkan oleh tipe lain dari jamur Candida (Candida non-albicans).
Perlu diketahui, infeksi jamur pada vagina bisa terjadi secara berulang (recurrent vulvovaginal candidiasis).
Recurrent vulvovaginal candidiasis merupakan suatu kondisi di mana seorang wanita mengalami infeksi jamur pada vagina lebih dari 3 episode dalam satu tahun.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis recurrent vulvovaginal candidiasis terbilang cukup simple, hanya perlu dilakukan swab atau apusan pada bagian vagina, kemudian sampel diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui kondisi jamur serta bakteri.
Cara Mengobati Infeksi Jamur Vagina
Pengobatan infeksi jamur pada vagina tidak terlalu sulit.
Tapi, perlu diingat bahwa pengobatan untuk infeksi jamur pada vagina tidak hanya berfokus pada infeksi itu sendiri, melainkan juga pada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya infeksi jamur pada vagina, seperti daya tahan tubuh yang lemah, kehamilan, penggunaan obat-obatan, atau penyakit diabetes.
Di samping itu, bukan hanya penderita infeksi yang harus diobati, pasangan penderita pun juga harus diobati.
Berikut ini terdapat beberapa pengobatan yang dapat diberikan untuk mengatasi infeksi jamur Candidiasis pada vagina.
BACA JUGA:Air Beras Bikin Kulit Cerah dan Awet Muda, Ini Metode yang Dilakukan
BACA JUGA:Ini Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Kulit, Salah satunya Mandi Terlalu Lama
Obat oral: Dikonsumsi sesuai anjuran dan resep dokter.
Obat supositoria: Obat infeksi jamur vagina yang digunakan dengan cara memasukannya ke dalam vagina.
Krim: Biasanya hanya untuk penggunaan di bagian luar vagina.