SUMATERAEKSPRES.ID-Pendidikan tinggi adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik, namun tidak jarang mahasiswa merasa menyesal setelah memilih jurusan kuliah tertentu.
Setiap tahun, ribuan calon mahasiswa terpaksa menyesuaikan pilihan mereka setelah memasuki dunia perkuliahan.
Meski jurusan tersebut tampak menarik pada awalnya, beberapa mahasiswa akhirnya menyadari bahwa bidang studi yang mereka pilih tidak sesuai dengan minat, kemampuan, atau harapan karier mereka.
Salah satu alasan utama mengapa banyak mahasiswa menyesali pilihan jurusan adalah ketidaksesuaian antara ekspektasi dan kenyataan.
BACA JUGA:20 Kampus yang Paling Dibutuhkan oleh BUMN, Lulusannya Berpeluang Besar Diterima Saat Rekrutmen
BACA JUGA:20 Kampus Terbaik di Indonesia, Data Terbaru Desember 2024
Beberapa jurusan yang populer justru membuat mahasiswanya merasa terjebak karena materi kuliah yang sulit atau tidak relevan dengan apa yang mereka inginkan dalam dunia profesional.
Berikut adalah 20 jurusan kuliah yang paling sering disesali oleh mahasiswa berdasarkan berbagai survei dan laporan:
20 Jurusan Kuliah Paling Disesali Mahasiswanya
1. Manajemen
Meskipun populer, jurusan manajemen sering disesali karena banyak mahasiswanya merasa bahwa pembelajaran di dalam kelas terlalu teoritis dan tidak mengajarkan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja.
BACA JUGA:Inilah 10 Kampus yang Lulusannya Banyak Bekerja di Bank Indonesia BACA JUGA:Inilah 15 Kampus yang Lulusannya Paling Diincar PT KAI2. Akuntansi
Akuntansi sering dianggap membosankan dan penuh dengan rumus serta angka yang menguras waktu.
Mahasiswa yang memilih jurusan ini sering kali merasa tertekan karena tuntutan untuk menjaga ketelitian dan kepatuhan terhadap standar.
3. Hukum
Meskipun menawarkan prospek kerja yang luas, jurusan hukum cenderung mengajarkan teori yang sulit dipahami tanpa memberikan banyak peluang praktik.
Banyak mahasiswa merasa kesulitan saat harus menyelesaikan tugas-tugas hukum yang rumit.
4. Psikologi
Jurusan psikologi kerap disesali oleh mahasiswa yang tidak mengetahui sepenuhnya tentang kurikulum dan tantangan di bidang ini.
Mereka sering merasa tidak siap dengan tekanan pekerjaan setelah lulus, terutama di bidang klinis.