PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Upacara penyambutan Satuan Tugas KIZI TNI Konga XXVII-J/Minusca Car Yon ZIpur.2/Samara Grawira, Kamis pagi (28/11) penuh keharuan. Panglima Kodam II Sriwijaya, Mayjend TNI Naudi Nurdika menyambut kedatangan satuan tugas yang dipimpin Letkol CZI Ibnu Muntaha MHan. Sebanyak 240 prajurit Yon Zipur serta dari tiga matra, berasal dari Afrika Tengah.
Pangdam II/Sriwijaya mengapresiasi keberhasilan 240 personel Satgas Kizi TNI yang bertugas selama kurang lebih 1 tahun. Mereka menjalankan tugas sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Satgas ini bertugas melaksanakan pekerjaan konstruksi dan pembersihan di wilayah konflik Afrika Tengah.
“Meski bertugas di wilayah yang tidak aman dengan kondisi cuaca menantang, mereka mampu melaksanakan tugas dengan baik dan membawa kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Bahkan, beberapa prestasi diakui PBB selama mereka bertugas,” ujar Pangdam II/Sriwijaya.
Satgas yang dipimpin Komandan Satgas, Letkol Czi Ibnu Muntaha ini terdiri dari personel gabungan tiga matra, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara, dengan main body berasal dari Yonzipur 2/SG. Pangdam menjelaskan setelah kembalinya ke tanah air, personel diberikan waktu beristirahat dan berkumpul bersama keluarga sebelum kembali melaksanakan tugas kedinasan.
BACA JUGA:Pangdam Ingatkan TNI: Jangan Terpengaruh Mantan TNI, Netralitas Pilkada 2024 Harga Mati
BACA JUGA:Rekrutmen Tamtama PK TNI AU Gelombang I Tahun Anggaran 2025
“Tentunya mereka diberi kesempatan menghirup udara segar di tanah air setelah setahun penuh berpisah dari keluarga. Namun, tetap dalam koridor kedinasan TNI,” tambah Pangdam. Dia juga menyatakan kesiapan Kodam II/Sriwijaya mendukung misi-misi serupa di masa depan. Selain tugas perdamaian di luar negeri, Kodam beberapa kali menyiapkan pasukan untuk tugas di wilayah perbatasan, seperti Papua dan Kalimantan.
Terpisah, Letkol Czi Ibnu Muntaha, Komandan Satgas Kompi Zeni (Kizi) TNI Konga XXXVII MINUSCA, membagikan kisah suka duka selama memimpin misi perdamaian di Afrika Tengah. Selama satu tahun bertugas, Satgas Kizi menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan tugas sebagai pasukan teknik (engineering) di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah kondisi wilayah yang belum sepenuhnya aman dari ancaman milisi bersenjata. Ancaman ini menjadi perhatian utama saat kami melaksanakan pekerjaan konstruksi,” ungkap Letkol Ibnu.
Sebagai pasukan teknik, Satgas Kizi TNI bertugas membangun berbagai infrastruktur, baik konstruksi vertikal seperti gedung, maupun konstruksi horizontal seperti jalan dan jembatan. Selain itu, mereka juga menangani sisa-sisa bahan peledak seperti ranjau, granat, atau bom yang masih banyak tersebar di wilayah konflik.
BACA JUGA:Logistik Pilkada di OKU Timur Mulai Dikirim, Pengawalan Ketat oleh Polisi dan TNI
BACA JUGA:Urban Farming Aspirasi Inovasi TNI untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Rakyat
Letkol Ibnu menjelaskan cuaca di Afrika Tengah menjadi tantangan tersendiri. Curah hujan yang tinggi sering kali menghambat pelaksanaan pekerjaan. “Ketika hujan turun, pekerjaan otomatis harus dihentikan. Ini mempengaruhi progres pembangunan yang kami kerjakan,” jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan keamanan, Satgas Kizi mengandalkan strategi pengamanan berlapis. “Kami mengerahkan pengamanan internal dari pasukan sendiri. Selain itu, kami juga mendapatkan dukungan pengamanan dari pasukan negara lain yang tergabung dalam misi PBB,” tambah Letkol Ibnu.