Viral Saling Tangkap hingga Saling Serang, Buntut Dugaan Politik Uang, Masa Tenang Kampanye Ramai di Medsos

Selasa 26 Nov 2024 - 21:01 WIB
Reporter : tim
Editor : Edi Sumeks

Rian merupakan warga RT 6, Kelurahan Talang Ubi, yang merupakan Koordinator Desa (Koordes) salah satu paslon bupati-wakil bupati Mura. Barang bukti lainnya, bertuliskan kop Ramah Pro. Sayannya, Rian lolos dalam kejaran warga itu.

Apesnya, keduanya berniat membagikan amplop berisi uang itu ke basis atau sarangnya bakal calon bupati Mura Hj Suwarti. “Kami sudah dapat informasinya, saat ini kami akan proses dulu. Intinya money politics dilarang dilakukan, tapi itu perlu pembuktian secara formil dan materil," jelas Ketua Bawaslu Mura Agus Tiansah.

Selanjutnya yang bersangkutan sedang dalam pemeriksaan pihak Gakkumdu. “Dari Gakkumdu nanti akan mengeluarkan rekomendasi. Laporan memenuhi syarat materil dan formil atau tidak," jelasnya. 

Merasa Baju Partai Dicatut

 Di Kota Prabumulih, pada viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang pria yang mengenakan atribut PKS bagi-bagi amplop ke beberapa peserta kampanye dan kini telah dilaporkan ke Bawaslu Prabumulih. 

Kejadian itu saat kampanye akbar paslon urut 3, Ngesti-Amin di eks lapangan Polsek Prabumulih Timur pada 21 November 2024 lalu. “Itu bukan kader kita dan tidak tercatat dalam tim pemenangan Ngesti-Amin,” kata , Ketua PKS Kota Prabumulih, Ben Heri didampingi Tim Hukum 03 (Ngesti-Amin), Jhon Fitter, kemarin.

Pria tersebut juga bukan tim pemenangan PKS. Ben Heri mengaku tidak tahu siapa pemakai baju PKS tersebut. Namun menang saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 lalu, baju PKS telah banyak menyebar. 

"Kami dalam hal ini juga tidak tahu menahu amplop itu. Apa uang kebersihan atau apa karena tidak ada informasi ke kami juga, " tegasnya mengaku yang jelas di 21 November pihaknya mengundang semua secara masif karena ada artis dan lainnya. 

Tim Hukum Paslon Nomor 3 (Ngesti-Amin), Jhon Fitter menyebutkan bahwa kejadian ini merupakan kejadian kampungan. "Kalau memang itu dari PKS, masak segelintir orang saja yang diberikan (amplop, red)," sebutnya. 

Pihaknya pun akan menyelidiki apakah ada dugaan susupan dan lainnya. "Ini yang kita khawatirkan. Karena dari awal kami sudah antisipasi jangan sampai ada black campaign. Kami harap Bawaslu benar-benar menegakkan aturan,” pintanya. 

Polisi Tetap Patroli Siber

Terkait ramainya berseliweran terkait pilkada di medsos pada masa tenang ini, Dirreskrimsus Polda Sumsel Kombes Pol Bagus Suropratomo Oktobrianto SIK, mengatakan pihaknya bakal melakukan pendalaman. Baik itu terkait video hoaks, ataupun soal indikasi money politics.

”Akan kami lihat apakah sudah memenuhi unsur tindak pidana dan lengkap alat buktinya. Ataukah masih masuk pelanggaran pidana pemilu yang akan diarahkan ke Bawaslu untuk ditindaklanjuti," sebut Bagus, kemarin.

Saat ini pihaknya juga terus melakukan pemantauan aktivitas di media sosial, melalui patroli siber. Yang hasilnya dilaporkan ke pimpinan. "Patroli siber masih terus kami lakukan, tapi untuk hasilnya seperti apa dilaporkan kepada pimpinan," pungkasnya. 

Honor untuk Saksi Sah-Sah Saja

Bawaslu Sumsel mengungkapkan temuan dugaan praktik politik uang  menjelang pelaksanaan pilkada. Menariknya, amplop tersebut bertuliskan ‘honor saksi’. “Akan kita lihat dulu, apakah benar amplop tersebut diperuntukkan untuk saksi atau tidak,” kata Ketua Bawaslu Sumsel Kurniawan  SPd.

Kategori :