SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Penandatanganan pakta integritas, deklarasi pilkada damai, kampanye tolak politik uang, tinggal cerita ketika mendekati hari pelaksanaan pemungutan suara 27 November 2024. Di masa tenang kampanye 24-26 November 2024, justru tambah ramai viral di media sosial.
Berawal dari dugaan politik uang, simpatisan pun saling tangkap hingga saling serang. Seperti yang baru-baru ini viral, terjadi kawasan Perumahan Tiara, Lahat, Senin siang (25/11). Diduga antara pihak 2 pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Lahat, nomor urut 1 dan 2.
Dari video berdurasi 0.20 detik yang beredar, seorang pemuda berbaju kaus hitam dikeroyok. Ada yang memukulnya pakai potongan kayu, lainnya memukul dan menendang. Bahkan ada pria berbaju hitam, yang seolah hendak mengambil sesuatu dari tas selempang warna hitamnya.
”Aku bunuhnyo,” ujar pria berbaju hitam itu. Namun niatnya langsung dicegah pria berbaju merah dan topi hitam. “Jangan dibunuh, Kak,” terdengar suara lainnya bersahut-sahutan. Beruntung korban pengeroyokan itu masih dilindungi dan diselamatkan pria berbaju putih.
Korban pengeroyokan itu berinisial OS (30), warga Kelurahan Pasar Bawah, sudah membuat laporan polisi ke Polres Lahat. "Masih penyelidikan, sedang kami lakukan pemeriksaan saksi,” singkat Kasat Reskrim Polres Lahat Iptu Redho Rizki Pratama SIK, kemarin.
SALAH ORANG: Seorang pria salah memberikan amplop berisi uang, ke pendukung paslon lain di Muara Enim. -FOTO: IST-
BACA JUGA:Kampanye Akbar Fitri-Nandri di BKB, Lautan Massa Bersatu Untuk Kemenangan 27 November!
BACA JUGA:Ayo Ramaikan! Kampanye Akbar Fitri-Nandri Bertabur Artis, Lesty Kejora hingga Rizky Billar
Informasinya, saling serang ini berawal dari ibu-ibu salah satu pihak paslon yang ditangkap paslon lain, Minggu (24/11). Dugaannya politik uang, namun disebutkan untuk saksi. Hingga uang itu dirampas, dan dilaporkan ke Bawaslu.
Namun soal dugaan perampasan uang itu, dilaporkan pula ke Polres Lahat. Kapolres Lahat AKBP God Parlasro Sinaga SIK, sudah memerintahkan Satreskrim Polres Lahat untuk melakukan tindakan tegas. Melakukan penyelidikan secara profesional dan humanis.
"Ada fenomena kelompok-kelompok tertentu yang telah melakukan perampasan, penganiayaan bahkan pengeroyokan. Ingat, tidak ada yang kebal hukum. Siapa pun yang berbuat wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas Sinaga, Selasa (26/11).
Video rangkaian peristiwa pertama dan kedua itu juga beredar di media sosial dan WhatsApp, (WA). Potongan video yang viral, sudah diamankan polisi sebagai barang bukti. “Indonesia adalah negara hukum, semua orang sama di mata hukum. Cara-cara purba seperti main hakim sendiri, tidak boleh dilakukan," tegas Sinaga.
Sinaga pun mengimbau kepada seluruh masyarakat dan tim pendukung paslon untuk tidak melakukan tindakan di luar kewenangan. Serta tidak main hakim sendiri. “Saat ini masa tenang, kami harap semua paslon, pendukung, dan simpatisan untuk menahan diri. Tidak saling mencurigai," pintanya.
BACA JUGA:Lautan Manusia Meriahkan Kampanye Akbar Ngesti-Amin
BACA JUGA:Nyanyian Bergema Gemparkan Kampanye Pasangan Bergema di Prabumulih