Dialog Kebhinekaan di Malang: Meneguhkan Peran Pemuda Muhammadiyah dalam Menjaga Ideologi Pancasila

Senin 12 Aug 2024 - 09:00 WIB
Reporter : Rian Sumeks
Editor : Rian Sumeks

"Pendidikan adalah alat untuk membebaskan manusia dari penjajahan mental dan mengurangi kesenjangan sosial," ujar Benny.

Menangkal Ancaman Ideologi Populisme

Dalam kesempatan tersebut, Benny juga berbicara mengenai ancaman ideologi populisme yang menurutnya dapat merusak demokrasi dan nilai-nilai Pancasila.

Ia mengingatkan bahwa populisme sering kali menyingkirkan suara kritis dalam masyarakat dan hanya mementingkan keseragaman pendapat yang tidak sehat bagi demokrasi.

"Para pemuda harus berani menjadi suara yang kritis. Tanpa pengetahuan dan pendidikan yang cukup, demokrasi akan jatuh ke tangan oligarki yang berkuasa," tegas Benny.

Ia menyatakan bahwa pemuda yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak akan terus terjebak dalam mentalitas terjajah, yang pada akhirnya memengaruhi kehidupan demokrasi di Indonesia.

Mengingat Sejarah Muhammadiyah

KH Nurbani Yusuf, Ketua MUI Kota Batu, mengungkapkan bahwa peran Muhammadiyah dalam sejarah Indonesia sangat besar, terutama dalam perjuangan kemerdekaan.

Ia menjelaskan bahwa Soekarno, Puan Maharani, dan banyak tokoh penting lainnya, berasal dari keluarga besar Muhammadiyah. "Soekarno adalah murid K.H. Ahmad Dahlan, dan Ibu Fatmawati adalah aktivis Aisyiah yang juga bagian dari Muhammadiyah," jelas Nurbani.

Nurbani menekankan pentingnya generasi muda Muhammadiyah untuk kembali mengenal sejarah organisasi mereka.

"Banyak pemuda Muhammadiyah yang tidak tahu sejarahnya, bahkan tokoh-tokoh penting seperti Ki Bagus Hadikusumo, yang terlibat dalam perumusan Pancasila, sering kali terlupakan," ujar Nurbani.

Ia mengusulkan agar pemuda Muhammadiyah berkomunikasi lebih intens dengan generasi sebelumnya untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan dan menciptakan hubungan yang lebih erat.

Refleksi Menyambut Kemerdekaan

Di akhir dialog, Benny Susetyo mengajak para pemuda untuk melakukan refleksi diri, menyambut Peringatan Kemerdekaan RI yang ke-79. Ia mengingatkan kembali tentang tujuan dan cita-cita para pendiri bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

"Kita harus kembali pada visi para founding fathers, yaitu menjadikan Indonesia negara yang merdeka secara sejati," serunya.

Benny juga mengingatkan pentingnya media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gagasan dan menghancurkan mentalitas terjajah.

"Jadilah petarung, bukan pecundang. Gunakan media sosial untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila," pesan Benny di akhir sambutannya.

Dialog Kebhinekaan ini menegaskan bahwa pemuda Muhammadiyah harus terus menggali sejarah dan mengembangkan diri untuk menjaga semangat kebhinekaan serta berperan aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Kategori :