Sosialisasi Bullying, Masiswa Kesehatan Masyarakat FKM Unsri Kunjungan Lapangan Bersama Pelajar SMAN Sumsel

Selasa 26 Nov 2024 - 12:26 WIB
Reporter : emha
Editor : Martha

SUMATERAEKSPRES.ID-Perundungan atau bullying salah satu perilaku dan perbuatan melanggar hukum yang saat ini jadi konsen banyak pihak.

Banyak dialami anak-anak hingga remaja. Dampaknya tak hanya psikis anak yang dirundung terganggu, bahkan sampai merenggut nyawa.

Singkatnya bullying adalah tindakan tidak menyenangkan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang yang merugikan, menyakiti, atau merendahkan orang lain.

Perilaku bullying di kalangan anak-anak belum sepenuhnya dipahami. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa pengetahuan anak tentang bullying masih terbatas.

BACA JUGA:Video Bullying Mediasi

BACA JUGA:BRIN: 60 Persen Remaja Ingin Bunuh Diri Akibat Cyberbullying

Persepsi mereka terhadap tindakan bullying seringkali belum terdefinisi dengan baik.

Untuk itu, para mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (FKM Unsri) bersama siswa – siswi SMAN Sumsel pun melakukan sosialisasi tentang bullying ini.

Mereka melakukan kunjungan lapangan, memberikan pengertian dan pemahaman tentang saja yang termasuk perilaku dan perbuatan bullying serta dampak negatifnya.

Apakah tindakan ini sudah cukup dipahami oleh anak anak dengan baik?

BACA JUGA:Upaya Preventif Cegah Bullying, Disdikbud Gencar Sosialisasi ke Sekolah

BACA JUGA:Kejati Sumsel Gencarkan Jaksa Masuk Sekolah, Sosialisasikan Pencegahan Judi Online dan Cyberbullying

Anak-anak mungkin tidak menyadari bahwa tindakan seperti bertengkar, mencaci maki, mengolok-olok, mendorong, mengganggu, atau mengusili teman termasuk dalam kategori bullying.

Mereka menganggap tindakan tindakan tersebut adalah suatu hal candaan. Tanpa mereka sadari, mereka melakukan tindakan bullying.

Pemahaman anak tentang bully yang masih belum baik dapat mengakibatkan ketidaktahuan terhadap bahaya bully. Salah satu persepsi anak terkait bully yaitu tentang bahaya bully.

Berdasarkan yang telah dipaparkan oleh salah satu anak berinisial M yang menyatakan bahwa bully beresiko berat hingga mengakibatkan bunuh diri.

BACA JUGA:MPLS Dilarang Bullying

BACA JUGA:Waspada Bullying, Bikin Anak Kehilangan Percaya Diri hingga Ketakutan

“Karena bully beresiko sangat berat contoh jika kita dibully itu bisa menyebabkan mereka bisa bunuh diri.”

Kenyataan yang didapatkan para mahasiswa Kesehatan Masyarakat FKM Unsri dalam kunjugan lapangan itu, anak anak belum sepenuhnya mengetahui apa itu bullying.

Dengan penyampaian materi oleh tim dari mahasiswa Kesehatan Masyarakat FKM Unsri, anak-anak itu akhirnya mampu mengidentifikasi apa definisi bullying, jenis bullying, dan bahaya bullying.

 “Bully itu adalah perbuatan yang jahat dan perilaku yang keras, contohnya mencela teman,” ujar salah seorang anak.

BACA JUGA:Anak di Sekolah Rentan Terhadap Bullying. Strategi Efektif Mengatasinya

BACA JUGA:Kasus Bullying di Prabumulih Meningkat. Ada yang Tak Mau Lagi Sekolah Hingga Berobat ke Psikiater

Anak-anak juga sudah mampu membedakan beberapa jenis bullying, seperti bullying verbal (mengejek, menghina), bullying fisik (memukul, mendorong), dan bullying digital (mengusik melalui media sosial). “Bully verbal, bully digital, bully fisik,” itulah gambaran dari anak-anak itu setelah mendapatkan pehamanan.

Anak-anak akhirnya menyadari bahwa bullying dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius, bahkan hingga berujung pada kasus bunuh diri.



Pengalaman Anak Dengan Bullying

Berdasarkan transkrip wawancara, terungkap berbagai pengalaman anak-anak dengan bullying, baik yang dialami mereka sendiri maupun yang disaksikan oleh mereka.

BACA JUGA:8 Langkah-Langkah Penting Mencegah Bullying bagi Anak-Anak

BACA JUGA:Cara Mendidik Anak agar Terhindar dari Bullying

Saat menyaksikan atau mengalami bullying, anak-anak merasakan berbagai emosi negatif, seperti sedih, takut, marah, dan khawatir.

Beberapa anak mengaku berusaha membantu teman yang dibully, sementara yang lain merasa takut dan tidak berdaya.

Anak-anak menunjukkan berbagai upaya untuk mengatasi atau mencegah bullying, seperti melaporkan kejadian kepada guru atau orang tua, menolong korban, atau mencoba menengahi konflik.

Upaya Pencegahan Bullying

BACA JUGA:Bullying Anak Jadi Perhatian KPAD

BACA JUGA:KPAD Sumsel Bergerak: Misi Melindungi Anak dari Ancaman Bullying dan Kekerasan di Lingkungan Sekolah

Berdasarkan pemahaman anak-anak tentang bullying dan pengalaman mereka, beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

1.Edukasi

Penting untuk memberikan edukasi kepada anak-anak tentang bullying, termasuk definisi, jenis, dan dampaknya. Edukasi ini harus melibatkan orang tua, guru, dan pihak sekolah.

2.Pelaporan

Membangun sistem pelaporan bullying yang mudah diakses dan efektif sangat penting. Anak-anak harus merasa aman dan nyaman untuk melaporkan kejadian bullying tanpa takut akan konsekuensi negatif.

Kategori :