SUMATERAEKSPRES.ID- Gulo puan adalah kudapan manis khas Palembang yang telah dikenal sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam.
Nama “gulo puan” berasal dari bahasa Palembang, di mana “gulo” berarti gula dan “puan” berarti susu. Kudapan ini terbuat dari susu kerbau rawa yang dicampur dengan gula, menghasilkan tekstur lembut dan berpasir dengan rasa manis yang khas.
Pada masa lalu, gulo puan merupakan makanan favorit para bangsawan dan sering dijadikan upeti oleh para adipati di Palembang untuk diserahkan kepada sultan.
Makanan ini diolah secara tradisional dan biasanya hanya dijual pada waktu-waktu tertentu, seperti saat salat Jumat di Masjid Agung Palembang.
BACA JUGA:Inilah 5 Daerah Penghasil Ikan Terbesar di Sumsel, Bahan Utama Pempek dan Kuliner Lainnya
BACA JUGA:8 Tempat Makan Terbaik di Muara Enim, Pilihan Tepat untuk Wisata Kuliner
Saat ini, gulo puan cukup langka dan menjadi salah satu warisan kuliner yang berharga dari Palembang. Kudapan ini memiliki tekstur lembut dan berpasir dengan rasa manis gurih yang unik.
"sekarang sudah tidak banyak yang dapat membuat dan menjualnya. Biasanya saya beli gulo puan pas lagi salat jumat. Karena biasanya memang dijual di Masjid Agung pas hari jumat. Kalo hari biasa, sulit untuk menemukan penjual gulo puan. Biasanya ini sudah dibungkus dalam wadah kecil," tegas Ali (56), warga Rusun yang sibincangi, hari kamis (14/11).
Bahan-bahan utama untuk membuat gulo puan adalah:
Susu kerbau segar: Ini adalah bahan utama yang memberikan tekstur lembut dan rasa khas pada gulo puan.
Gula: Biasanya menggunakan gula pasir atau gula merah untuk memberikan rasa manis.
Garam: Sedikit garam ditambahkan untuk menyeimbangkan rasa manis.
Proses pembuatannya melibatkan pemanasan susu kerbau dan gula hingga mengental dan berpasir, kemudian didinginkan hingga mengeras.
BACA JUGA: Pamerkan Kuliner Hasil Produk PKK Desa
BACA JUGA:All You Can Eat Kuliner Nusantara