LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID – Hujan deras yang mengguyur kawasan Desa Karang Endah, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, mengakibatkan bencana longsor pada Sabtu (9/11) siang.
Tanah yang labil setelah diguyur hujan sepanjang hari bergerak dan menggerus sekitar setengah hektar sawah milik warga.
Selain itu, dua kolam ikan milik petani setempat juga tertimbun material longsoran, menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi warga.
Kejadian tersebut bermula ketika curah hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut, menjadikan tanah yang sudah jenuh dengan air tak mampu menahan beban.
BACA JUGA:Polres OKU Segera Selidiki Kasus Penganiayaan Sopir, Pelaku Dicurigai Pemalak
Akibatnya, tanah longsor yang bergerak menutupi lahan pertanian dan kolam ikan warga yang berada di kaki bukit. Bencana ini menyebabkan kerugian materiil meskipun tidak ada korban jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Lahat, H. Ali Afandi, menjelaskan bahwa meskipun korban jiwa tidak ditemukan, dampak material yang ditimbulkan oleh longsor ini cukup besar.
"Sawah yang terdampak longsor dan dua kolam ikan yang tertimbun saat ini masih dalam penilaian. Kerugiannya belum dapat diprediksi secara pasti," ujar Afandi saat dikonfirmasi di lokasi.
Masyarakat setempat yang terdampak telah mendapatkan informasi terkait bencana ini dan dihimbau untuk tetap waspada.
BACA JUGA:Pilihan Asuransi Kendaraan Terbaik Indonesia 2024: Perlindungan Optimal untuk Mobil Anda
BACA JUGA:Logo Peringatan Hari Guru 2024 Dirilis, Mewakili Semangat Kolaborasi dan Progresivitas Pendidikan
Pihak BPBD Lahat bersama dengan tim reaksi cepat segera turun ke lokasi untuk melakukan penanggulangan darurat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membersihkan material longsoran dari area pertanian dan kolam ikan serta melakukan pemantauan untuk memastikan keamanan warga.
Pemerintah Kabupaten Lahat juga memberikan perhatian serius terhadap mitigasi bencana jangka panjang.
Dalam hal ini, upaya penguatan infrastruktur dan penanaman vegetasi di area rawan longsor menjadi bagian dari langkah preventif untuk mengurangi risiko terjadinya bencana serupa di masa depan.