EMPATLAWANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Budidaya lele dengan menggunakan sistem bioflok adalah sebuah sistem pemeliharaan ikan lele dengan metode menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah lombah budidaya lele itu sendiri.
Limbah pada budidaya lele diolah menajdi gumpalan-gumpalan yang berbentuk kecil atau bisa disebut sebagai flok/floc. Flok tersebut kemudian akan dimanfaatkan sebagai pakan alami lele.
Untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat dipacu dengan cara kultur bakteri non pathogen atau probiotik, serta menggunakan aerator dalam kolam untuk menyuplai oksigen sekaligus sebagai pengaduk air di dalam kolam.
Doni, pembudidaya ikan lele sistem bioflok menjelaskan, cara ternak lele bioflok ini sebenarnya sudah dikembangkan lebih dahulu oleh negara-negara maju seperti Australia dan Jepang, namun demikian Indonesia dari tahun ke tahun sudah mulai banyak muncul pembudidaya lele yang mengadopsi sistem bioflok ternak lele yang dijalankannya.
Awal pembuatan kolam lele bioflok yakni menyiapkan kolam dengan menggunakan bahan terpal yang diperkuat dengan rangka atau tulang-tulang dari besi atau bambu.
BACA JUGA:Peluang Besar Budidaya Lele: Cuan dari Bisnis Pecel Lele yang Menjamur
BACA JUGA:Bisnis Pecel Lele Berkembang Pesat: Strategi Sukses Budidaya Lele, Yuk Pelajari dan Segera Mulai!
"Untuk ukuran kolam, dapat menyesuaikan dengan lahan yang telah disiapkan. Tetapi kalau memang melakukan ternak lele bioflok ini dengan tujuan usaha makan dapat menggunakan kolam yang lebih besar dengan kapasitas produksi yang besar pula," jelasnya.
Banyak keuntungan yang didapat jika menggunakan sistem bioflok yakni ikan mudah cepat besar dan tidak perlu lahan besar. "Bisa di samping rumah atau pekarangan yang kosong. Mudah diperiksa dan mudah dipanen nantinya," katanya.
Saat ini dirinya baru menyiapkan kolam terpalnya dan nantinya akan diisi ribuan bibit ikan lele. Dengan harapan ikan bisa hidup dan besar sehingga bisa di konsumsi dan dijual.