PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam ajaran Islam, hujan bukan sekadar fenomena cuaca, tetapi juga dipandang sebagai salah satu bentuk rahmat dari Allah SWT.
Hujan memiliki signifikansi yang mendalam, di mana dalam Al-Qur'an, hujan diartikan sebagai sumber kehidupan yang menyuburkan bumi yang kering, serta memunculkan berbagai tanaman yang berguna bagi manusia.
Hujan disebut dalam Al-Qur'an sebagai salah satu cara untuk membersihkan diri dari gangguan syaitan dan memperkuat hati.
BACA JUGA:Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Kota Sekayu, Kios dan Rumah Warga Terluka Parah
Melalui hadits, diketahui bahwa waktu ketika hujan turun merupakan momen yang mustajab untuk berdoa.
Doa yang dipanjatkan pada saat hujan diyakini memiliki peluang besar untuk dikabulkan oleh Allah.
Al-Qur'an juga menjelaskan proses terjadinya hujan sebagai manifestasi dari kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta.
Hujan menjadi pengingat bagi umat manusia akan keagungan Allah dan pentingnya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya.
Dengan memahami makna mendalam dari hujan dalam Islam, kita diajak untuk merenungkan dan meningkatkan rasa syukur setiap kali hujan turun.
BACA JUGA:Hujan dan Petir Warnai Debat Pilkada Mura, Simpatisan Minim Hadir
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Sumsel 3 November 2024: Hujan Petir Melanda Beberapa Daerah, Waspada Angin Kencang
Beberapa hadits berikut menggambarkan betapa pentingnya hujan dalam konteks keagamaan:
1. Hujan sebagai Rahmat: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku, bagaikan hujan yang jatuh ke bumi." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Doa saat Hujan: Dalam hadits, Rasulullah SAW menyatakan, "Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika adzan dan doa ketika hujan turun." (HR. Abu Dawud)