Rupiah Ditutup Menguat di Akhir Oktober, Apakah Tren Positif Berlanjut?

Jumat 01 Nov 2024 - 22:45 WIB
Reporter : Rian Sumeks
Editor : Rian Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Pada pekan perdagangan akhir Oktober hingga awal November 2024, nilai tukar rupiah mengalami berbagai perubahan signifikan.

Rupiah ditutup di level bid Rp15.690 per dolar AS pada 31 Oktober, menurut pernyataan Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

Posisi ini menunjukkan pelemahan tipis di tengah volatilitas pasar global.

Kenaikan yield pada instrumen keuangan turut memengaruhi kondisi rupiah.

BACA JUGA:Bank Indonesia dan Bloomberg Pastikan Kesiapan Fallback Rate untuk Gantikan JIBOR pada 2026

BACA JUGA:Bank Indonesia Buka Lowongan Jalur Special Hire dan PKWT, Simak Syarat dan Kualifikasinya!

Yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun meningkat menjadi 6,80% pada akhir bulan, seiring dengan yield Treasury AS (UST) 10 tahun yang naik ke level 4,284%.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) turun ke posisi 103,98, yang memberi sedikit dorongan bagi mata uang emerging market.

Pada Jumat pagi, 1 November, rupiah dibuka menguat tipis di level bid Rp15.685 per dolar AS, sementara yield SBN 10 tahun turun ke 6,73%.

Kondisi ini menjadi indikasi penguatan sementara rupiah, meski tetap terpengaruh oleh faktor eksternal seperti dinamika di pasar AS dan pergerakan dolar.

BACA JUGA:Penyaluran Kredit Baru Bank Indonesia Mengalami Pertumbuhan Positif di Triwulan III 2024

BACA JUGA:Kebijakan Moneter 2024: Bank Indonesia Jaga BI Rate 6% untuk Stabilitas Ekonomi

Aliran Modal Asing di Indonesia

Selama periode 28 hingga 31 Oktober 2024, tercatat aliran modal asing keluar dengan jual neto sebesar Rp4,86 triliun.

Rinciannya, pasar saham mengalami jual neto sebesar Rp2,53 triliun, pasar SBN Rp3,95 triliun, sementara di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terjadi beli neto sebesar Rp1,63 triliun.

Meskipun begitu, sepanjang 2024, Indonesia masih mencatat arus masuk modal yang cukup signifikan dengan beli neto nonresiden sebesar Rp39,91 triliun di pasar saham, Rp43,51 triliun di pasar SBN, dan Rp200 triliun di SRBI.

Kategori :