PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sei Selayur saat ini mampu memproduksi air bersih sekitar 700 meter kubik. Dinas PUPR Kota Palembang menargetkan hingga akhir tahun 2024 sudah dapat memproduksi 2 ribu meter kubik per hari, dengan 20-22 ribu sambungan rumah (SR).
Target tahap awal difokuskan pada kawasan Palembang Timur, termasuk di dalamnya sepanjang Jl Merdeka dan Rumah Susun (Rusun). “Dengan produksi yang terus meningkat, kita tak hanya menyasar masyarakat umum, juga pelaku bisnis dan perhotelan,” ungkap Kadis PUPR Kota Palembang, Ir Akhmad Bastari Yusak di sela-sela kunjungan dan monitoring fasilitas Sistem Pengelolaan Air Lomba Domestik Terpusat (SPALDT) Sei Selayur, Kamis (24/10) siang.
Saat ini sudah terpasang di beberapa blok areal Rusun, Hotel Emilia dan Palembang Indah Mal (PIM), serta perkantoran yang berada di kawasan Jl Merdeka. Sedangkan Lapas Wanita, Kantor Pos, Kantor Telkom hingga ke Markas Pomdam II Sriwijaya juga masuk target pemasangan dari IPAL. Nantinya Dinas PUPR Palembang akan menggandeng pelaku usaha yang ada di Kota Palembang.
“Kami terus mendorong masyarakat termasuk kompleks perkantoran agar memasang sambungan IPAL ini. Kalau terealisasi 20 ribu sambungan, maka manfaatnya bakal dirasakan oleh sekitar 100 ribu orang. Karena itu segera mendaftar,” pintanya.
BACA JUGA:Anggaran Perbaikan Jalan Rusak akibat IPAL Rp30 M, Melalui Program Inpres Jalan Daerah
BACA JUGA:DID Rp30 M Untuk Perbaiki Jalan, Imbas Pembangunan IPAL Sei Selayur
Bastari menjelaskan, teknologi IPAL Sei Selayur langsung tersambung ke rumah-rumah dan gedung perkantoran termasuk tempat usaha. Limbah yang dihasilkan diolah menggunakan teknologi terkini untuk dilakukan sterilisasi dan pembersihan. Setelah menjadi jernih dan air bersih dialirkan kembali ke Sungai yang ada di dekat pemukiman.
“Limbah rumah tangga dan tempat usaha yang bisa menyebabkan sungai tercemar dan menyebabkan sedimentasi tidak langsung masuk ke sungai. Artinya sungai kita tetap aman,” tuturnya. Ini juga sebagai upaya antisipasi banjir akibat pendangkalan dan tumpukan limbah. Sisa limbah yang telah bersih diolah lagi, saat itu masuk rumah air dari PDAM yang bersih.
Untuk pengembangan sekaligus perluasan manfaat dari fasilitas IPAL, diakui Bastari, ada beberapa kendala di lapangan termasuk pendanaan dan edukasi masyarakat yang akan menjadi konsumen. “Kita berharap ada tambahan dana untuk pengembangan fasilitas IPAL sehingga semua masyarakat dapat merasakan manfaatnya," terang Bastari.
Kabid SDA, Irigasi dan Limbah Dinas PU PR Kota Palembang, Ir RA Marlina Sylvia, mengatakan tahap awal bagi yang ingin memasang IPAL masih gratis. Namun ke depan bayar. “Sementara kita fokuskan ke Sekanak dan sekitarnya. Harapannya Sungai Sekanak makin jernih," terangnya.
Agus, warga Rusun mengungkapkan awalnya enggan memasang sambungan IPAL karena khawatir justru limbah menimbulkan bau. Namun dalam praktiknya lebih bersih, bahkan sekarang drainase atau siring lebih berperan untuk pengaliran air sekaligus antisipasi banjir.