Populasi Ikan di Sungai Menurun, Carikan Solusi Berkelanjutan

Selasa 22 Oct 2024 - 22:21 WIB
Reporter : Agustriawan
Editor : Edi Sumeks

LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai Lematang, Kikim, dan Mana kini menghadapi tantangan serius dalam sektor perikanan tangkap. Meskipun daerah ini kaya akan sumber daya ikan, jumlah ikan yang dapat ditangkap semakin menurun. 

Hal ini memicu kekhawatiran akan kelestarian ekosistem perairan yang menjadi sumber mata pencaharian mereka. Beberapa upaya yang dilakukan seperti tebar benih, adanya lubuk larangan, dan himbauan penggunaan alat berbahaya seperti racun dan Sentrum untuk menangkap ikan.

Plt Kadis Perikanan Kabupaten Lahat, Novita Suryanti, SE MM melalui Kepala Bidang Perikanan dan Tangkap, Karmon Kenanga Putra SPi MSI mengungkapkan upaya untuk menjaga populasi ikan, diantaranya menerapkan sistem lubuk larangan untuk melindungi populasi ikan. 

“Namun, upaya ini belum cukup untuk mengatasi penurunan yang signifikan. Karena itu, program penebaran benih ikan dan perlindungan habitat harus menjadi fokus utama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan,” tuturnya.

Dijelaskannya, ada juga upaya dengan melakukan sosialisasi himbauan dan larangan agar menangkap ikan jangan menggunakan alat setrum. Dengan alat setrum dapat membunuh ikan-ikan kecil. “Salah satunya diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung praktik perikanan berkelanjutan,” jelasnya. 

BACA JUGA:Penurunan Populasi Ikan di Sungai Kebutuhan Solusi Berkelanjutan Sangat Diperlukan

BACA JUGA:Tunjang GSMP, Tingkatkan Populasi Ikan

Selain itu, langkah penting adalah memperbaiki jalur migrasi ikan di kawasan bendungan agar populasi ikan dapat pulih. “Dengan komitmen bersama dan upaya yang terencana, diharapkan kondisi perikanan di sungai Lematang dan anak-anak sungainya dapat kembali pulih,” katanya. 

Ia juga berharap langkah tersebut dapat mengamankan masa depan perikanan dan memastikan kelestarian sumber daya alam bagi generasi mendatang. “Namun beberapa permasalahan seperti sering terjadi banjir bandang, longsor hingga bendungan membuat pupulasi ikan berkurang,” tuturnya. 

Seperti bendungan menghambat migrasi ikan untuk bertelur sehingga peleunya jalur khusus ikan di kawasan bendungan tersebut.

Berbagai jenis ikan menjadi primadona bagi nelayan setempat. Sepeti Baung, betutu, Cawang hidung, dakse, dalum, gurame, juaro, kepah, kepar, kepiat, kepiul, lampam, langli, lele, Lumajang, Maliki, mas, mentulu, merikow, mungkus, nila, nilem, Palau, patin, putak, pihik, ringau, riu-riu, sawar, sebarau, selimang, seluang, semah, semutih, sidat, tapa, tilan.

“Beberapa jenis ikan memiliki sebaran khusus seperti ikan Tapa daerah hilir Lematang atau kawasan Merapi, ikan semah daerah hulu Lematang, sidat daerah sungai Mana. Nila, patin, mas, gurame, mayoritas lubuk larangan,” paparnya. 

BACA JUGA:Jaga Populasi Ikan, Nelayan Ganjar Rangkul Pelaut Ogan Ilir

BACA JUGA:WADUH! Populasi Ikan Gabus Menurun di Sungai Musi, Nelayan Sulit Menemukannya

Ia mengakui masyarakat yang menggunakan alat tangkap tradisional seperti Jala, pancing, tajur, serkap, serundut, jaring insang, Luntang, tangkul, bubu, serok, dan lainnya masih banyak dilakukan.

Tags :
Kategori :

Terkait