SUMATERAEKSPRES.ID – Seperti saat ini makanan cepat saji sudah menjadi makanan si Kecil. Apalagi jika si kecil susah makan, makanan cepat saji bisa membuat si kecil makan lahap. Makanan siap saji ini seperti piza, hamburger, atau donat. Sebaiknya pemberian makanan cepat saji harus dipertimbangkan.
Karena apa? Walau disukai anak-anak ada dampak negative dari konsumsi makanan cepat saji. Salah satunya makanan cepat saji diduga bisa memicu depresi pada anak. Kok bisa? Di masa pertumbuhan, Si Kecil membutuhkan nutrisi yang lengkap. Memberikannya makanan cepat saji tentu bukan pilihan yang tepat.
BACA JUGA:Wajib Tau, Ibu Hamil Hindari Konsumsi Makanan Dalam Kemasan dan Cepat Saji
BACA JUGA:Mencegah Obesitas pada Anak: Pentingnya Aktivitas Fisik dan Pola Makan Sehat
Alasannya, selain tidak mengandung nutrisi yang lengkap, makanan jenis ini juga mengandung gula, garam, dan kolesterol yang tinggi. Jika Si Kecil sering mengonsumsinya, terlebih jika porsinya banyak, beragam masalah kesehatan pun akan rentan muncul. Salah satunya adalah depresi.
Dikutip dari alodokter, sebenarnya, depresi adalah gangguan mental yang bisa dipicu beragam faktor. Pada anak-anak dan remaja, kondisi ini bisa dipicu oleh perceraian orang tua, pelecehan seksual, bullying, hingga adanya gangguan pada sistem saraf. Lalu, bagaimana kaitan makanan cepat saji dengan munculnya depresi?
Jadi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil, pemberian ASI sejak ia bayi dan makanan sehat yang bergizi seimbang sangatlah penting. Makanan sehat bukan hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan fisik Si Kecil, tapi juga berperan dalam meningkatkan kecerdasannya, mengontrol suasana hatinya, dan menurunkan risikonya mengalami gangguan mental.
BACA JUGA:Banyak Kegiatan, Terapkan 4 Kiat Pola Makan Sehat
BACA JUGA:Inilah Tips Makan Sehat saat Lebaran, Ikuti ya..
Makanan cepat saji tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh Si Kecil dan justru mengandung kalori yang tinggi. Jika dikonsumsi terlalu sering dan dalam jumlah yang berlebihan, membuat Si Kecil kelebihan berat badan bahkan obesitas.
Anak dengan obesitas sangat rentan mengalami gangguan emosi, termasuk perasaan rendah diri dan depresi. Mereka pun jadi lebih berisiko mengalami masalah sosial, seperti perundungan, yang juga dapat membuatnya depresi.
Salah satu penelitian menyebutkan adanya hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan gangguan mental dan perilaku pada anak. Dalam penelitian yang sama dinyatakan perbaikan pola dan pemilihan makanan yang lebih sehat diketahui bisa meningkatkan kesehatan mental.
Oleh karena itu, sebagai orangtua harus lebih cermat dalam memberikan makanan pada Si Kecil. Pilihlah makanan yang tidak hanya membuat ia merasa kenyang, tapi juga bergizi. Masukkan jenis makanan sehat dan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan juga susu rendah lemak, ke dalam menu makan anak.
BACA JUGA:Ingat, Makan Sehat Saja Tidak Cukup! Ini 5 Tindakan Setelah Makan yang Harus Dihindari!
BACA JUGA:Penting Atur Pola Makan Sehat saat Lebaran