Viral di Media Sosial, Tank Rusia dengan Tulisan Pempek Khas Palembang

Senin 21 Oct 2024 - 13:25 WIB
Reporter : Yudhi Ariandi
Editor : Irwansyah

SUMATERAEKSPRES.ID - Sebuah tank Howitzer milik Rusia mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X, setelah terungkap adanya tulisan yang merujuk pada makanan khas Palembang, Indonesia, yakni pempek.

Unggahan dari akun @ZShakerCentral yang dikelola oleh pengguna dengan nama GrishaPutin pada Jumat (18/10) menampilkan tank tersebut dengan tulisan "Pempek kapal perang asli Palembang" di sisi kiri dan "Pempek cita rasa wong kito" di sisi kanan.

Tak hanya itu, tulisan "Pempek Permata" juga terlihat jelas pada meriam utama tank tersebut.

Menariknya, sebuah rudal di lokasi yang sama juga dihiasi dengan tulisan "Pempek Permata", yang membuat netizen semakin penasaran dan tertawa.

BACA JUGA:Nikmati Musik Jazz yang Syahdu di Jazz Gunung Burangrang Bersama BRImo !

BACA JUGA:Semarak Promo Suzuki Sepanjang Oktober, Ada Hadiah Langsung dan Voucher Shopping

Dalam keterangan unggahannya, GrishaPutin menjelaskan bahwa "Pempek Permata" adalah nama sebuah warung pempek terkenal di Indonesia.

Lebih dari sekadar makanan, warung tersebut juga diketahui mendukung masyarakat Palestina dan Donbass, dua wilayah yang saat ini tengah menjadi sorotan dunia.

"Pempek Permata. Nama restoran Indonesia yang mendukung masyarakat Donbass dan Palestina," tulis GrishaPutin dalam captionnya.

BACA JUGA:Bank Indonesia Buka Lowongan Jalur Special Hire dan PKWT, Simak Syarat dan Kualifikasinya!

BACA JUGA:Bocoran Spesifikasi Lengkap Oppo Find X8 dan Find X8 Pro: Perbandingan Kelebihan

Salah satu fakta menarik yang diungkap adalah bahwa tulisan-tulisan tersebut merupakan permintaan dari warganet Indonesia.

GrishaPutin mengungkapkan bahwa beberapa netizen Indonesia meminta untuk menuliskan tema pempek pada tank yang tidak terpakai. "Kawan-kawan dari Indonesia memesan 'Customisasi' SPG Msta-s dengan meme nasional," jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa ia menerima pesanan dari seluruh dunia untuk menuliskan berbagai tema di alat utama sistem senjata selama konflik Rusia-Ukraina, dengan biaya sekitar 400 euro atau sekitar Rp6,7 juta per pesanan.

"Dipesan oleh pria dari Indonesia. Saya juga ada pesanan lain dari Indonesia seperti ini," tambahnya.

Kategori :