Ginjal Kronis Sering Tak Terdeteksi

Sabtu 19 Oct 2024 - 21:09 WIB
Reporter : Neni
Editor : Dede Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Gejala penyakit ginjal kronis seringkali tak terasa di awal. Kebanyakan pasien mengeluhkan sakit ginjal justru setelah stadium lanjut.

Perlu deteksi dini agar penyakit ginjal terdeteksi lebih awal untuk mencegah terjadinya gangguan ginjal kronis.

BACA JUGA:Layanan Prima Operasi Batu Ginjal di RSUD Siti Fatimah Prov. Sumsel

BACA JUGA:Jaga Kesehatan Ginjal, Ayo Mulai Hindari Konsumsi Minuman Ini ya

Hal tersebut diungkapkan Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialistik Ginjal Hipertensi, sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang. 

Dikatakan, gagal ginjal adalah ginjal menjadi buruk, ginjal menjadi lebih kecil dan kaku atau keras, dan aliran pembuluh darah di ginjal berkurang.

"Ini membuat ginjal tidak dapat berfungsi sebagai detoksifikasi,sehingga menimbulkan penyakit serius, peningkatan kreatinin, dan nitrogen urea.

Setelah menderita gagal ginjal, jika tidak ada pengobatan yang efektif bisa mengancam nyawa," ungkapnya. 

Dijelaskan, penyebab utama gagal ginjal adalah tekanan darah tinggi, hiperglikemia, dan asam urat tinggi dalam jangka waktu panjang.

Selain itu seperti nefritis akut dan kronis, batu saluran kemih, atau jenis obat oral yang bisa merusak ginjal. "Hal tersebut dapat menyebabkan gagal ginjal," terangnya lagi. 

Manifestasi klinis gagal ginjal adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, lekas marah, bau mulut, kulit kering, gatal-gatal, edema berat, distensi abdomen, sulit BAK, anuria, oliguria, lelah (capek), dispnea atau sesak napas, dan gejala lainnya.

"Saat ini ada dua metode pengobatan gagal ginjal, transplantasi ginjal dan hemodialisis (HD)," jelasnya. 

Namun memang transplantasi ginjal terlalu mahal. Selain itu tidak mudah menemukan ginjal yang cocok. "Bukan berarti setelah cangkok ginjal, tidak ada kemungkinan gagal ginjal.

Karena setelah cangkok bisa saja ginjalnya tidak cocok, tidak disiplin menjaga pola makan, dan lainnya," sebut dia. 

Hemodialisis atau cuci darah menggunakan mesin dialisis untuk mengeluarkan kelebihan air dalam darah, toksin, serta kreatinin dan nitrogen urea, sehingga kreatinin dan nitrogen urea berkurang. Namun hanya mengurangi gejala pasien. 

Kategori :