Secara psikologis, tentunya pemilih sudah sangat rasional dalam menjatuhkan pilihannya pada RD-PS.
Dalam studi perilaku pemilih, kedekatan secara psikologis pemilih dalam menjatuhkan pilihannya merupakan ikatan emosional yang sulit untuk mengubah pilihannya kepada paslon lainnya.
Mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang sudah dua puluh tujuh tahun menekuni survei perilaku pemilih di Indonesia melihat sebaran demografi pemilih yang juga masih didominasi paslon RD-PS.
“Dominasi RD-PS tetap kuat elektabilitasnya di segmen pemilih perempuan, terlebih lagi pemilih laki-laki.
Selain itu, modal utama yang menyebabkan elektabilitas RD-PS tetap kokoh adalah tingkat kedikenalan (popularitas) dan kedisukaan (akseptabilitas) yang angkanya positif dibandingkan paslon lannya,’’ ujarnya.
Popularitas paslon RD-PS (97 %) dan akseptabilitas (96 %). Sedangkan Fitri-Nandri popularitas (94 %) dan akseptabilitas (77 %). Kemudian Yudha-Bahar popularitas (73 %) dan akseptabilitas (72 %).
Survei LKPI digelar 10-17 Oktober 2024 dengan menggunakan sampel 1.000 responden yang tersebar di seluruh kelurahan dan kecamatan di kota Palembang secara proporsional.
‘’Metode penarikan sampel multi stage random sampling dengan marjin of error +/- 3,1 % dan selang kepercayaan 95 persen,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Kemenangan Yudha-Bahar Harga Mati
BACA JUGA:Pengamat Politik LKPI Sebut Kampanye Hitam Bisa jadi Senjata Makan Tuan di Pilkada Palembang
Menyinggung mengenai money politik di Kota Palembang? Arianto menjelaskan sejauh ini dari survei yang mereka lakukan money politik di Kota Palembang kecil.
“Yang jelas dari hasil survei kita 60 persen masyarakat Kota Palembang, menggunakan hati nuraninya dalam memilih. Jadi ada juga yang uang diambil, namun untuk pilihan tetap mengikuti hati nurani mereka,” papar Arianto, singkat. (iol/)