PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Memasuki Oktober 2024 ini, para petani sawit kini bisa sumringah, khususnya di Sumatera Selatan. Itu lantaran, harga tandan buah segar (TBS) sawit kini tembus di atas Rp3 ribuan per kilogramnya.
Berdasarkan data dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) harga TBS sawit di Sumatera Selatan mencapai Rp3.131 per kilogramnya.
Meski cukup tinggi, harga tersebut hanya berada di peringkat 5 se-Indonesia, pasalnya kalah dengan sejumlah provinsi lain seperti Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jambi.
Provinsi Riau sendiri berasa di peringkat pertama harga tertinggi dengan harga TBS Sawit Rp3.340/kg. Selanjutnya diikuti Sumatera Barat sebesar Rp3.330/kg dan Sumatera Utara sebesar Rp3.328/kg.
BACA JUGA:Tiga Sekawan Curi Bibit Sawit PT SAT, Dua Ditangkap Satu Orang Buron, Ini Tampang Pelaku
BACA JUGA:Cover BPJS Ketenagakerjaan 4.260 Petani Sawit
Sementara, berdasarkan penetapan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan tertanggal 9 Oktober 2024 harga TBS sawit di Sumatera Selatan untuk usia sawit 10-20 tahun pada periode I Oktober 2024 mencapai Rp3.131,90 per kilogramnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera selatan, Agus Darwa melalui Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran, Muksin mengatakan, harga TBS sawit tahun 2024 cenderung stabil tetapi dibandingkan dengan tahun 2023 mengalami kenaikan.
"Kenaikan harga sawit di picu oleh peningkatan permintaan CPO ke India, kemudian kenaikkan harga minyak nabati, kelemahan nilai tukar uang, hingga penurunan produksi," sampainya, Selasa (15/10).
Ketua KUD Mandiri Jaya Makmur, Purwo Pamungkas mengatakan, kenaikan harga TBS sawir tahun ini merupakan bukti produk hilir dari kelapa sawit yang sudah semakin banyak, sehingga menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat. "Apalagi jika biodiesel meningkat lagi lebih dari B50 maka harga TBS akan melambung terus," katanya.
BACA JUGA:Banyuasin Berkomitmen, Petani Sawit Mandiri Dapatkan Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
Faktor lainnya, memang permintaan pasar dunia juga bahwa CPO adalah bahan baku yang kekinian bisa menggantikan minyak nabati lainnya di Eropa. "Setidaknya itu dari sisi positifnya kita merasakan kenaikan harga TBS. Harga saat ini yang mencapai lebih dari 3 ribu merupakan capaian tertinggi dalam tahun ini," Tukasnya.
Yansah (30) Petani Sawit di Babat Supat mengungkapkan, jika harga mahal tentu sangat menggembirakan bagi petani. Hanya saja timbul persoalan lainnya rawan dicuri karena harga sawit mahal.
“Bahkan pernah sempat tidak bisa panen. Ini kalau musim kemarau karena buah sedikit sehingga yang bisa di panen hanya sedikit, ditambah dicuri orang. Sudah wassalam saja," tukasnya. (Tin/Kur)