PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID-Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Oktober, untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa.
HKJS pertama kali diperingati pada 10 Oktober 1992 sebagai kegiatan tahunan Federasi Kesehatan Jiwa Sedunia.
Dengan tujuan awal untuk mengkampanyekan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan terkait kesehatan mental.
HKJS tahun 2024 ini merupakan peringatan yang ke-30 dengan tema nasional adalah ‘Saatnya Memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja‘.
Tema ini dipilih karena masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang universal, yakni banyak dialami oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk para pekerja.
Peringatan HKJS merupakan salah satu momentum untuk mengkampanyekan bahwa semua orang berhak mendapatkan layanan kesehatan jiwa yang berkualitas dan perlunya upaya bersama berbagai pihak untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan jiwa.
BACA JUGA:Kenali Lima Fakta Gangguan Kesehatan Mental Pada Anak
BACA JUGA:Prioritas Kesehatan Mental di Tempat Kerja dalam Peringatan World Mental Health Day 2024
Menurut Desi Febriayanti, S.Kep, M.Kes, Kepala Ruang Poli Rawat Jalan bagian Jiwa, dalam lingkungan kerja yang serba kompetitif dan seringkali penuh dengan tekanan, masalah kesehatan mental menjadi semakin penting.
Kesehatan mental bukan hanya tentang ketenangan pikiran dan perasaan yang seimbang, tetapi juga mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan umum dalam lingkungan kerja.
“Oleh karena itu, penting bagi setiap individu di lingkungan kerja untuk memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan menghargai satu sama lain,” ujarnya.
Ia menambahkan, kesadaran kesehatan mental penting di tempat kerja dan bagaimana setiap individu dapat saling menghargai.
Kesadaran kesehatan mental di tempat kerja sangat penting karena kesehatan mental yang buruk dapat berdampak negatif pada kinerja dan hubungan kerja.
Tekanan yang berlebihan, kelelahan, dan stres kronis dapat menyebabkan penurunan produktivitas, kesalahan kerja, dan peningkatan absen.
Karyawan yang mengalami masalah kesehatan mental juga cenderung mengalami kelelahan emosional, kehilangan motivasi, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.