PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Perkembangan investasi saham di Sumsel dinilai sangat baik, sudah lebih dari 150 ribu. Secara keseluruhan jumlah investor lebih dari 400 ribu.
‘’Artinya dalam 3- 4 tahun terakhir pertumbuhan konsisten meningkat dengan rata-rata pangsa asing relatif stabil ada di kisaran Rp7-8 triliun per bulannya," ujar Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumsel, Hari Mulyono, usai workshop wartawan media gathering 2024 di Hotel 101 Palembang, kemarin.
Dikatakan, pengembangan produk investasi ini diharapkan memperluas jangkauan masyarakat yang akan memanfaatkan pasar modal.
‘’Saat ini cukup banyak produk investasi yang tak bertanggung jawab yang berada di luar sana, dan mungkin mereka sudah saatnya untuk melihat ada produk yang sesuai dengan karakter dan profil maupun risiko yang dimiliki masyarakat yang sesuai dengan produk pemerintah hasilkan,’’ jelasnya.
Untuk menjangkau investor pemula, BEI mempunyai produk Exchange Trade Fund. Produk ini merupakan sebuah produk yang sangat terjangkau dengan tingkat risiko lebih rendah. Selain itu, potensi imbal hasil lebih menarik dan ada diversifikasi risiko yang otomatis langsung luas. ‘’Ini sebenarnya cocok untuk pemula dalam mengenal pasar modal itu sendiri kemudian untuk mengenal pola trading dipasar saham itu sendiri dan paling penting mengenal mekanisme bertransaksi," jelasnya.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Sebut IKN Butuh Investasi Rp58 T
BACA JUGA:5 Aplikasi Investasi Terbaik yang Aman dan Menguntungkan, Cocok untuk Pemula
Sementara, salah satu narasumber Ivolda Arsyad, selaku Analyst Derivative Business Development IDX mengatakan, kegiatan kali ini bertujuan mengenalkan produk investasi pada investor agar bisa memperluas wawasan mengenai produk investasi saham yang kurang familiar dimata investor. "Jadi investor jika mau investasi atau trading tidak hanya seputar di saham saja, tetapi juga bisa di produk non saham,"ujarnya.
Narasumber lain, Grace Putri Sejati, CFP, CSA selaku Senior Analyst Structure Product Business Development IDX mengatakan perkembangan dari IDX cukup signifikan sejak 2017. Sudah banyak investor besar datang untuk dibuatkan produk IDX terutama underline adalah indeks. ‘’Di 2023, kita punya 50 ITF dan terbanyak di Asean.
Namun, sekarang sudah mulai berkurang di sekitar 43 ITF karena ada regulasi OJK sehingga ada beberapa ITF harus ditutup. Sehingga sekarang kita punya 43 ITF yang diterbitkan sekitar 19 manajer investasi," pungkasnya.