SUMATERAEKPRES.ID - Ketegangan antara Iran yang bersekutu dengan Lebanon melawan zionis Israel, semakin memanas setelah serangkaian serangan rudal yang diluncurkan oleh Iran ke wilayah Israel pada awal Oktober 2024.
Serangan ini merupakan balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah di Beirut, Lebanon pasca 29 September 2024 yang diduga kuat dilakukan oleh Israel.
Dampak Serangan Rudal Iran ke Israel
Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan lebih dari 150 rudal balistik ke arah Israel.
Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, beberapa di antaranya menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa.
Serangan ini memicu demonstrasi besar-besaran di Iran, di mana warga turun ke jalan untuk merayakan aksi tersebut.
BACA JUGA:Konflik Panjang Israel-Lebanon, Sejarah dan Perkembangan Terkini
BACA JUGA:Pemimpin, Komandan, dan Jenderal Hizbullah yang Tewas Diserang Israel
Respons Israel dan Situasi di Lebanon
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara ke beberapa target di Lebanon selatan, yang dianggap sebagai basis Hizbullah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melakukan operasi darat terbatas untuk menghancurkan infrastruktur militer Hizbullah.
Pertempuran ini menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Kekhawatiran Akan Perang Besar
Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah.
Dunia internasional kini menyoroti bagaimana Israel akan merespons serangan rudal dari Iran dan apakah akan ada eskalasi lebih lanjut.
Sejumlah pihak menyerukan agar kedua negara menahan diri untuk menghindari konflik yang lebih luas.
Ada beberapa upaya mediasi dari pihak internasional untuk meredakan ketegangan antara Iran, Israel, dan Lebanon.
Beberapa negara dan organisasi internasional telah mengambil langkah-langkah berikut: