Kenaikan harga emas, juga tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel sebagai penyumbang inflasi ditengah kondisi deflasi selama 4 bulan berturut-turut. Sebagaimana disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Sumsel, Intan Yudistri Pebrina MSi.
Bahwa tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sumsel bulan September 2024 sebesar 0,12 persen, dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,04 persen. Dimana 5 komoditi utama, cabai merah, bawang, tomat, timun, dan bahan bakar minyak (BBM).
Sedangkan penyumbang inflasi, dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok ini pada September 2024 Provinsi Sumsel mengalami inflasi y-on-y sebesar 7,35 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 104,24 pada September 2023 menjadi 111,90 pada September 2024.
Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu subkelompok perawatan pribadi lainnya sebesar 19,90 persen. Sedangkan subkelompok perawatan pribadi mengalami deflasi y-on-y sebesar 0,97 persen. Subkelompok jasa lainnya tidak mengalami perubahan indeks dibanding September 2023.
BACA JUGA:Harga Emas Palembang Hari Ini Turun, Waktunya Beli atau Tunggu?
BACA JUGA:Peluang Emas! Dibuka Loker Dunia Penerbangan bersama Lion Group untuk Generasi Muda
Kelompok ini pada September 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,52 persen. "Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu emas perhiasan sebesar 0,58 persen, sabun mandi dan bedak masing-masing sebesar 0,003 persen," katanya.
Sementara kelompok ini pada September 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m sebesar 0,02 persen. "Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu emas perhiasan dan parfum masing-masing sebesar 0,01 persen, dan tissu sebesar 0,004 persen," pungkasnya.
Terpisah, Pengamat Ekonomi Sumsel Idham Cholid SE ME, mengatakan haga emas mengalami kenaikan 6,69 persen jika dibandingkan dengan harga pada bulan lalu. Hal ini terjadi karena beberapa hal.
"Faktor utama yang sering mempengaruhi harga emas adalah permintaan terhadap komiditi ini. Persediaan atau supply emas yang terbatas, sementara kebutuhan terhadap komoditi ini cukup tinggi membuat harga emas menjadi semakin naik," ujar Idham, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MDP.
Berdasarkan harga pada 3 Oktober 2024, harga beli emas mencapai Rp1.322.427 per gram . Selain didorong oleh permintaan, maka terdapat faktor lainnya yang membuat harganya semakin tinggi. Di antaranya adalah ketidakpastian kondisi ekonomi global. “Terutama akibat krisis keuangan dan geopolitik yang semakin memanas di Timur tengah," terangnya.
Faktor lainnya, terjadinya penurunan mata uang dolar. Artinya jika nilai mata uang dolar mengalami kelemahan, maka harga emas cenderung mengalami kenaikan. "Selain kedua faktor tersebut, maka tingkat inflasi juga akan mempengaruhi permintaan emas," ucapnya.
Hal ini dikarenakan masyarakat masih sangat percaya, bahwa dengan menabung atau investasi di komoditi emas maka aset atau kekayaan masyarakat akan tetap terjaga dari buruknya dampak inflasi. Karena emas mampu menjadi pelindung nilai terhadap aset yang dimiliki.
“Tapi permasalahannya adalah, bagi masyarakat yang terbatas kemampuan secara ekonomi,” imbuhnya. Walaupun memiliki pendapatan terbatas, namun sebenarnya masyarakat dapat terus bisa berinvestasi di komoditi emas dengan berbagai skema yang ditawarkan oleh pihak-pihak tertentu.
Misalkan melalui cicilan ataupun tabungan. "Namun memang perlu diperhatikan, dalam melakukan investasi emas ini, kita harus memastikan bahwa kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok telah dipenuhi, sehingga kondisi rumah tangga tidak akan terganggu," pesannya.
Berinvestasi emas merupakan investasi jangka panjang, baru akan mendapatkan nilai manfaatnya setelah melakukannya dalam jangka lama. “Selain itu perlu juga diperhatikan bahwa komoditi ini bukanlah bersifat likuid atau mudah dijadikan uang, sehingga masyakarat harus paham risiko yang akan ditimbulkan jika berinvestasi di komoditi emas," tandasnya.