"Saking berharga nya Batik Palembang motif Semage ini sayang untuk digunakan (dibuat pakaian sehari - hari. Ini seperti mengutip pernyataan budayawan Palembang, Mang Amin," katanya.
Sedangkan motif lain, seperti batik encim merupakan akulturasi dari budaya Tiongkok. Dimana encim sendiri dalam artian merupakan gadis cina, dan penggunaan batik nya juga biasanya untuk para wanita.
Kemudian ada motif batik pagi sore yang dikembangkan saat masa penjajahan Jepang. Dimana kala itu perekonomian sangat sulit, maka motif batik pagi sore ini merupakan batik dengan motif dua warna. Sehingga ketika digunakan dapat dua kali (seperti side A dan side B), dan motif Batik lainnya seperti Bang itu bermakna Abang atau merah, demekan yang terinspirasi dari demak, dan lain-lain.
BACA JUGA:'Bangga Berbatik' Jadi Tema HBN 2024
BACA JUGA:Tingkatkan Kemandirian dan Kreativitas Penyandang Difabel, PLN Gelar Pelatihan Batik Malam Dingin
Namun, diakuinya, Batik Palembang sayangnya tidak familiar dan tidak banyak dikenal. Ini disebabkan banyak faktor, seperti penggunaannya yang untuk motif tertentu hanya untuk upacara tertentu hingga sentra kerajinannya yang memang sulit ditemukan di Palembang bahkan setelah dilakukan penelusuran.
Sulitnya ditemukan sentra Batik Palembang dimasa lampau juga bisa dipengaruhi banyak hal, contohnya motif hanya dikirimkan ke Jawa dan produksi dilakukan disana dan tidak di Palembang. Bisa juga karena ada istilah "wong Palembang gerot" karena dalam pembuatan Batik ini cukup butuh waktu dan berkotor dalam pembatikan sehingga hanya motif saja yang dikirimkan untuk kemudian di produksi di luar Palembang.
"Sehingga sampai sekarang produksi Batik Palembang banyak di Jawa, dilokal ada seperti Rumah Batik 17 bisa dihubungi untuk pembuatan Batik Palembang," ungkap Benny.
Sementara itu. Untuk 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan juga sudah mengembangkan motif Batik nya masing-masing. "Dari musuem negeri Sumsel juga sejak 2022 melakukan pembiayaan motif Batik yang diambil dari berbagai ornamen, baik itu batu, kayu, dll yang di aplikasi dalam kain sehingga menjadi kain batik," ucapnya.
Rina, salah seorang warga yang juga gemar mengoleksi batik mengakui kurang familiar dengan Batik Palembang. "Baru denger saya, harusnya lebih dipopulerkan lagi. Gak usah jauh, para pejabat di Palembang, para ASN di Palembang saja dulu yang memulai mengenalkan, dengan memakainya untuk kerja," pungkasnya.