Nama "Sungai Lumpur" pun diberikan sebagai pengingat akan kejadian ini dan manfaat dari lumpur yang dibawa banjir.
Ada juga sosok legendaris bernama Ki Gede Sungai Lumpur, seorang pemimpin yang dihormati dan bijaksana.
Ki Gede dikenal atas kemampuannya mengelola air sungai dan menangani masalah banjir yang kerap terjadi.
Berkat usahanya, daerah sekitar Sungai Lumpur menjadi lebih aman dan makmur.
Cerita-cerita ini tidak hanya menambah khazanah budaya lokal, tetapi juga mengandung pelajaran moral tentang perjuangan masyarakat.
Sementara itu, Putra, seorang warga di sana mengaku tak begitu keberatan dengan nama Jalan Sungai Lumpur yang disematkan di Lorong Masjid Sungai Lumpur.
"Tak terlalu mempermasalahkan, orang tahunya memang nama jalan ini," ungkapnya kepada sumateraekspres.id Minggu 29 September 2024.
Putra menjelaskan jika dia tidak mengetahui secara detail apakah dulu nama jalan itu memang sudah lama dan sejak kapan.
"Kalau namanya dulu tidak tau sih tapi sekarang orang tau semua ini Jalan Sungai Lumpur," tegasnya.
BACA JUGA:Catur Bisa Bakar Kalori? Ini Fakta Sebenarnya
Di sisi lain, terdapat legenda tentang Antu Banyu, sosok hantu air yang menjadi bagian dari cerita rakyat di Palembang dan Sumatera Selatan.
Konon, Antu Banyu adalah arwah orang-orang yang tenggelam di sungai.
Cerita ini menjadi peringatan bagi anak-anak agar berhati-hati saat bermain di dekat air, sekaligus menyampaikan pesan ekologis tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai.
Di kawasan ini, salah satu landmark yang terkenal adalah Masjid Jamik Sungai Lumpur. Sebab itulah, nama lorong ini diawali dengan Lorong Masjid Sungai Lumpur.
Masjid ini, yang dibangun pada tahun 1872 oleh Habib Abdullah bin Salim Alkaff, berfungsi sebagai pusat kegiatan umat Islam dan penyebaran syiar Islam di masa lalu.