Kupas Kualitas SDM Khusus Pekerja Migran, Raih Cumlaude, Sidang Doktor Wakil Menteri Ketenagakerjaan

Sabtu 28 Sep 2024 - 21:05 WIB
Reporter : Neni
Editor : Widi Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Wakil Menteri Ketenagakerjaan Dr Ir Afriansyah Noor MSi IPU resmi menyandang gelar Doktor. Dia lulus dengan predikat cumlaude pada sidang terbuka promosi Doktor Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (unsri). Sidang doktor 28 September 2024 di Gedung FH Tower Lantai 8.

Afriansyah pria kelahiran Jambi 1972. Anak sulung dari enam bersaudara ini sangat bersyukur berhasil menyelesaikan Program Doktornya di FISIP Unsri. Dia mengangkat disertasi yang ada kaitan dengan persoalan di lingkup kerjanya.

Judul disertasinya ‘Model  Collaborative Governance dalam Evaluasi Program Peningkatan Kualitas Pekerja Migran Indonesia’. Sebagai Promotor sidang Doktornya, Prof Dr Alfitri MSi, dengan Co-promotor  Prof Dr Kgs Muhammad Sobri MSi  dan Dr Ir Abdullah Qiqi Asmara ST MSi IPU. 

Anak dari pasangan suami istri, Fauzi Noor SE dan Upik Tando ini menjelaskan, disertasi yang dia angkat nantinya bisa digunakan oleh pemerintah untuk peningkatan perluasan kesempatan kerja. Khususnya keluar negeri pada pekerja migran Indonesia (PMI).

BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas Petani Desa Cempaka, Tim PKM Unsri Kunjungi Kelompok Tani

BACA JUGA:FH Unsri Dorong Penuntasan RUU Perlelangan

"Anak-anak kita yang mempunyai skill, yang punya kompetensi dan vokasi akan kita berangkatkan ke negara-negara penempatan yang sudah  kita kerja samakan. Seperti ke Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan," tuturnya pria yang menyelesaikan S1 di Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN Jakarta, pada 1997 lalu. 

Dalam disertasinya, Afriansyah ungkapkan beberapa catatan dalam peningkatan kualitas SDM pekerja migran Indonesia. Salah satunya,  perlunya pelatihan. Sebab, pemerintah akan mengutamakan untuk memberangkatkan pekerja migran jalur formal atau resmi. Untuk itu, pekerja migran perlu skill dan kemampuan.

Sehingga bisa kerja di bidang manufaktur, industri dan lainnya. “Kalau sekarang kebanyakan yang informal. Jadi pekerja rumah tangga, sopir,” ucap ayah empat anak ini. Untuk pelatihan, tentunya dari kementerian tenaga kerja yang akan memfasilitasi.

Suami dari Lin Nurhayani ini menambahkan, perlu evaluasi di bidang ketenagakerjaan. Khususnya tenaga kerja migran Indonesia. Perlu kolaborasi antara pemerintah, pihak-pihak terkait yaitu swasta, LSM, ormas dan lain sebagainya. 

BACA JUGA:Gelar Konsultasi Publik RUU Perlelangan di Tower FH Unsri, Hadir Direktur Lelang dan Dekan Prof Joni Emirzon

BACA JUGA:FKIP Unsri Gelar Pelatihan Pembelajaran Guru SD di Kota Prabumulih

Afriansyah menambahkan, penyerapan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri masih sedikit. Karena kurangnya kompetensi dan vokasi. Karena itu, calon tenaga kerja  yang akan bekerja di luar negeri harus dididik dulu agar siap untuk diberangkatkan. “Kenapa saya pilih negara luar sebagai penempatan pertama, karena memang masih kurangnya kesempatan kerja di dalam negeri,” jelas dia.

Sedangkan di luar negeri, beberapa negara penduduknya minus yang produksi. Seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan Hongkong. Tinggal lagi, skill calon tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan. Salah satunya, kemampuan berbahasa asing. 

"Nah ini yang perlu pemerintah kolaborasikan dengan pihak-pihak terkait. Kemudian proses seleksi bekerja keluar negeri akan dilakukan untuk mendapatkan calon tenaga kerja yang tepat," tuturnya. Sebab, setiap tenaga kerja yang hendak bekerja ke luar negeri ada seleksi, tapi tidak dipersulit. Yang penting  mereka punya keinginan dan kemauan.

Kategori :