Sementara berdasarkan pemetaan kerawanan pemilihan, Sumsel masuk dalam kategori rawan untuk dimensi sosial politik dan tahapan pencalonan.
"Pada dimensi sosial politik, skor Sumsel cukup besar mencapai 11,41. Dimensi sosial politik Sumsel berada di peringkat 8 secara nasional," Paparnya.
Sementara untuk tahapan pencalonan, skor Sumsel juga masuk kategori tinggi dengan 13,12 poin.
BACA JUGA:Diduga Tak Netral Jelang Pilkada, 2 Pejabat Pemkot Lubuklinggau Mangkir Lagi dari Panggilan Bawaslu
"Sumsel berada di peringkat 4 sebagai provinsi paling rawan secara nasional dari segi tahapan pencalonan," Katanya.
Sementara untuk kabupaten/kota di Sumsel, Pilkada Lahat masuk daftar dengan tingkat kerawanan tinggi. Sedangkan kerawanan sedang ada di 11 kabupaten/kota dan sisanya 5 daerah kerawanan rendah.
Sementara untuk kategori kerawanan tahapan Pilkada, ada 2 wilayah di Sumsel masuk daerah kerawanan tinggi. Yakni di Pilkada Musi Banyuasin dan Lahat.
"Muba masuk kategori kerawanan tinggi pada dimensi sosial politik, sedangkan Lahat masuk kerawanan tinggi pada tahapan pencalonan," ungkapnya.
Dia menilai meski Pilkada Sumsel dan kabupaten/kota tak masuk kategori rawan pada saat kampanye dan pungut hitung, peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan pada masa tahapan tersebut.
"Tidak menutup kemungkinan potensi kerawanan tinggi terjadi pada tahapan kampanye dan pungut hitung meski Sumsel tidak masuk kerawanan tinggi secara nasional," Ujarnya.
Untuk itu, Tetap konsentrasi, apapun bisa terjadi saat Pilkada nanti. "Teorinya semua calon ingin menang, tidak ingin kalah meskipun mereka mengatakan siap menang siap kalah," Cetusnya.
Ia menegaskan, komisioner Bawaslu se-Sumsel untuk tidak bermain dalam setiap pelaksanaan tahapan Pilkada serentak.
"Kita sudah disumpah jabatan, sehingga harus menjaga netralitas, jaga nama baik Bawaslu," Pungkasnya.