LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID —Memasuki transisi dari musim kemarau ke penghujan, Kota Lubuklinggau menghadapi masalah serius: kekeringan air bersih.
Wilayah yang paling terpengaruh adalah Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Lubuklinggau Selatan.
Muslim, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa banyak sumur milik warga kini kering.
"Kami kesulitan mendapatkan air. Penyaluran dari PDAM tidak menjangkau semua area, sehingga banyak yang bergantung pada sumur tanah," tuturnya pada Sabtu (21/9).
BACA JUGA:Optimis 1 Juta Ton Gabah Kering Panen, Hasil Panen Padi di OKU Timur
BACA JUGA:Ini Ciri Olahraga Efektif, Bukan Dilihat Banyaknya Keringat
Mereka terpaksa meminta air kepada tetangga yang masih memiliki sumur yang berfungsi.
Meskipun cuaca menunjukkan tanda-tanda perubahan, dengan angin kencang, hujan belum juga turun.
"Kekeringan ini sudah berlangsung hampir sebulan. Sungai Kelingi di bendungan Watervank juga mengering," tambahnya.
Kondisi di Bendungan Watervank, peninggalan Belanda, juga memprihatinkan. Air dari Sungai Kelingi menyusut drastis, meninggalkan batuan cadas yang terlihat di permukaan.
BACA JUGA:Lakukan Pompanisasi, 150 Ha Sawah Tadah Hujan di Payuputat Alami Kekeringan
BACA JUGA:Sawah Kekeringan, Produksi Terancam
Waldi, warga Kelurahan Watervank, mencatat penyusutan air yang terjadi sejak sebulan terakhir. "Kami berharap hujan segera turun," ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan menginformasikan adanya potensi angin kencang dan hujan lebat di beberapa daerah, namun tidak di Lubuklinggau.
Hujan diperkirakan akan turun di Kabupaten Banyuasin dan sekitarnya, dengan seluruh wilayah Sumatera Selatan memasuki musim hujan pada Oktober 2024.