JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pada akhir hari Kamis, 19 September 2024, nilai tukar rupiah ditutup dengan angka yang menarik perhatian, yakni Rp15.230 per dolar AS.
Di hari berikutnya, Jumat, 20 September 2024, rupiah dibuka lebih kuat pada level Rp15.100 per dolar AS. Ini menunjukkan potensi pergerakan positif dalam beberapa hari terakhir.
Dalam dinamika pasar, yield Surat Berharga Negara (SBN) untuk tenor 10 tahun juga mengalami penurunan, kini berada di angka 6,44%.
Penurunan ini menjadi sinyal positif bagi investor yang mencari peluang di pasar obligasi.
BACA JUGA:Rupiah Ditutup Stabil Pada Pekan Ini
BACA JUGA:Akhir Pekan Bank Indonesia Catat Rupiah Sebesar 15.395 per dolar AS
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, menyatakan bahwa premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk periode 5 tahun per 19 September 2024 berada di angka 63,41 basis poin.
"Angka itu turun signifikan dari 67,46 basis poin pada 13 September 2024. Ini mencerminkan kepercayaan investor yang mulai meningkat terhadap stabilitas ekonomi Indonesia," tambahnya.
Melihat lebih dalam pada data transaksi dari 17 hingga 19 September 2024, terdapat aliran dana yang signifikan dari nonresiden.
Tercatat, mereka melakukan pembelian neto mencapai Rp25,60 triliun, dengan rincian pembelian di pasar saham sebesar Rp4,19 triliun, pasar SBN Rp19,76 triliun, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp1,66 triliun.
BACA JUGA:Gagalkan Penjualan 8 Cula Badak Bernilai Miliaran Rupiah di Palemban
Di sepanjang tahun 2024, hingga 19 September, nonresiden telah melakukan pembelian neto total sebesar Rp51,85 triliun di pasar saham, Rp21,39 triliun di pasar SBN, dan Rp186,85 triliun di SRBI.
Data ini menunjukkan adanya minat yang besar dari investor asing terhadap pasar Indonesia, menandakan prospek ekonomi yang cerah.
Dalam konteks semester kedua 2024, aliran investasi dari nonresiden mencatatkan angka yang cukup mengesankan, dengan total beli neto mencapai Rp51,51 triliun di pasar saham, Rp55,34 triliun di pasar SBN, dan Rp56,50 triliun di SRBI.