Data BPS menunjukkan tren naik-turun pada IKJHI selama lima tahun terakhir. Pada 2019, indeks kepuasan tercatat di angka 85,91. Sementara itu, pada 2020 hingga 2021, pelaksanaan haji ditiadakan akibat pandemi COVID-19.
Pada 2022, indeks kembali naik menjadi 90,45, namun turun lagi pada 2023 di angka 85,83. Tahun 2024 ini, indeks kembali meningkat hingga mencapai 88,20.
Jemaah haji juga memberikan apresiasi tinggi terhadap cara kerja dan kecepatan respons petugas haji dalam memberikan layanan.
Selain itu, inovasi Kawal Haji yang diperkenalkan juga banyak mendapat pujian. Meski demikian, masih ada beberapa layanan yang perlu diperbaiki, seperti layanan tenda dan konsumsi di Armuzna yang dinilai masih kurang optimal.
Menanggapi hasil survei BPS, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, menyambut baik hasil positif ini meskipun masih ada kekurangan dalam pelaksanaan haji 2024.
Hilman mencatat bahwa salah satu fokus perbaikan ke depan adalah akomodasi tenda dan skema tanazul untuk mengurangi kepadatan di Mina.
"Ke depan, kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan, khususnya di puncak pelaksanaan haji. Skema tanazul mungkin akan menjadi solusi untuk mengatasi kepadatan, dan kami akan merancangnya lebih baik agar bisa diterapkan secara optimal," ujar Hilman.
Tanazul adalah skema bagi jemaah yang memilih tinggal di hotel terdekat Jamarat ketimbang di tenda Mina, yang sifatnya masih sukarela namun berpotensi menjadi solusi yang lebih terstruktur di masa depan.