MUARA ENIM, SUMATERAEKSPRES.ID – Kemacetan arus lalu lintas di jalan umum oleh angkutan batu bara, di Kabupaten Muara Enim dan Lahat, menjadi problematika yang belum selesai. Baik oleh angkutan truk, maupun oleh kereta api (KA). Terutama jelang akhir pekan atau weekend.
Di jalan lintas Lahat-Muara Enim, khususnya di pelintasan sebidang kereta api, jadi momok yang mengkhawatirkan pengguna jalan. Diduga ini terkait traffic pekerja di Lahat dan Muara Enim, yang berasal dari Kota Palembang dan sekitarnya.
Kemacetan biasa terjadi pada hari Jumat, berlangsung macet lagi pada hari Minggu. Penyebab kemacetan yakni karena adanya persimpangan yang berdekatan dengan perlintasan kereta api. Apalagi pintu perlintasan kerap tertutup, karena padatnya arus perlintasan KA Babaranjang.
“Saya sudah 3 jam terjebat macet, dari jam 8 malam (20.00 WIB). Ini baru mendekati rel Cinta Kasih, sudah hampir jam 11 malam,” keluh Abel, pengendara yang melintas dari Muara Enim hendak pulang ke rumahnya di Palembang, Jumat, 13 September 2024.
BACA JUGA:Pelanggaran Angkutan Batu Bara Berlangsung sejak Lama dan Berlarut, Masyarakat yang Paling Dirugikan
BACA JUGA:Angkutan Batubara Jadi Biang Kerok Jalan Lintas Lahat Lumpuh, Ini Upaya Polisi Cegah Kemacetan
Dia yang mengendarai minibus saja, tersendat cukup lama. Sehingga dia sempat istirahat turun dari mobilnya, berbincang-bincang dengan sejumlah sopir truk. “Sopir truk itu sudah lebih lama dari saya terjebak macetnya, kereta Babaranjang-nya lewat terus,” cetusnya kesal.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Muara Enim, Akhmad Junaini, tak menampik viralknya kemacetan di bebarapa titik wilayah Kabupaten Muara Enim."Itu terjadi biasanya di tiga perlintasan sebidang, yakni Belimbing, Gunung Megang, dan Ujan Mas," ujarnya.
Kemacetan biasanya akan terjadi di awal weekend, dan akhir weekend. Apalagi jika ada long weekend. “Sepereti saat ini, Senin (16/9) tanggal merah. Selain ada yang pulang ke Palembang, banyak juga yang akan menghabiskan liburan. Berangkat dari jJumat malam, sehingga kepadatan lalu lintas tidak seperti biasanya,” duganya.
Sementara untuk kemacetan arus balik, disebut Junaidi, kemungkinan akan terjadi pada Senin malam, nanti. Paling padatnya itu terjadi di perlintasan sebidang Belimbing, karena sangat berdekatan dengan persimpangan yang mengarah ke Kabupaten PALI. "Yang melintas padat ,dan kendaraannya juga besar-besar seperti truk," ungkapnya.
BACA JUGA:Daftar Perusahaan Batubara di Kabupaten Lahat: Peluang Ekonomi dan Tantangan Lingkungan
BACA JUGA:Inilah Daftar 7 Daerah Penghasil Batubara Terkaya di Indonesia: Begini Potensi dan Produksinya!
Jadwal kereta api melintas memang sangat padat, dimana permasalahan kemacetan ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. "Memang keretanya padat, belum habis sudah menutup kembali, sementara kemacetan belum terurai," beber Junaidi.
Ditambah lagi pengemudi yang tidak tertib, yang membuat kemacetan semakin parah lagi. "Solusinya ya mengurangi jadwal kereta api, atau flyover yang direncanakan akan dibangun," terangnya.
Pembangunan flyover, menurutnya menjadi solusi jangka panjang. Namun pembangunannya tidak akan mudah. "Di sana masalahnya kompleks, harus ada pemindahan jalan. Kalau jalannya masih di sana, tidak mungkin bisa," jelanya.